1.    
Pengertian
His hipotonik adalah kelainan his yang hisnya lemah sifatnya tidak
kuat, lekas berhenti dan frekuensinya tidak seperti biasa (antara 5 – 10 menit) untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong janin ke bawah ,
fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu dari pada bagian lain .
Sering di jumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti
anemia, uterus yang terlalu meregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan
kembar atau makrosomia, grandamultipara atau primipara, serta pada penderita
dengan keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks,
fase laten atau fase aktif.
His hipotonik di sebut juga inersia uteri.
2.    
Penyebab
Menurut Rustam
mochtar(1998) sebab-sebab inersia uteri adalah :
a.      
Kelainan his sering dijumpai pada primipara. 
b.     
Factor herediter, emosi, dan ketakutan.
c.      
 Salah
pimpinan persalinan dan obat-obatan penenang.
d.     
Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat
dengan segmen bawah Rahim, ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan CPD.
e.     
Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis
unikolis
f.       
 Kehamilan
postmatur
g.      
 Penderita
dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia
h.     
Uterus yang terlalu teregang misalnya hidramnion
atau kehamilan kembar atau makrosomia.
3.    
Jenis
– Jenis His lemah
Untuk menetapkan ada atau
tidaknya kelemahan his, sebaiknya dilihat proses jalannya persalinan, apakah
partus mendapat his. Dengan kata lain haruslah diperhatikan lamanya kala pembukaan
dan kala pengeluaran pada primipara atau multipara. Perlu diketahui dalam
membedakan apakah his tersebut sudah menunjukkan permulaan persalinan atau
masih merupakan his pendahuluan. Harus pula diketahui bahwa dalam jalannya
persalinan terkadang his tersebut menjadi kurang kuat atau berhenti sebentar hal ini misalnya apabila ketuban baru pecah.
                Menurut
sebabnya dapat dibedakan menjadi:
1.      
His lemah primer artinya sejak awal kekuatannya sudah lemah dan persalinan
berlangsung lama dan terjadi pada kala 1 fase laten, sejak awal telah terjadi
his yangtidak adekuat sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita
telah memasuki keadaan inpartu atau belum. Hal ini misalnya disebabkan oleh:
-         
Keadaan bawaan tubuh yang kurang baik
-         
Kurang sempurnanya pertumbuhan rahim
-         
Uterus yang sudah lebih regang sejak dalam
hamil, misalnya karena hamil kembar atau hidramnion
-         
Tumor pada dinding uterus
-         
Lapis otot dinding rahim berkontraksi kurang
baik karena sudah banyak
persalinan yang terdahulu
2.      
His lemah sekunder, timbul setelah berlanGsung his kuat untuk waktu yang lama,
dan terjadi pada kala 1 fase aktif. His pernah cukup kuat tetapi kemudian
melemah. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, pada bagian
terendah terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah. Beberapa lamanya otot-otot pada
dinding uterus menjadi lelah karena partus tak kunjung maju, misalnya
disebabkan panggul sempit harus pula diketahui, bahwa his bisa jadi bertahan
karena rektum penuh berisi feces atau karena kandung kencing penuh dengan urin
akhir ini dapat menimbulkan nyeri dan mempengaruhi keadaan his. His yang lemah dapat menimbulkan
bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau dokter spesialis. setelah persalinan tidak dibiarkan sedemikian
lama his sehingga dapat menimbulkan
kelelahan otot uterus, maka inersia uteri ini jarang ditemukan, kecuali pada wanita yang tidak diberi
pengawasan baik waktu persalinan.
Dalam hal menentukan his
lemah tersebut haruslah diingat supaya kita jangan terpengaruh oleh faktor
subyektif. Memang sifat sabar tersebut tidak sama pada semua dokter atau bidan,
karena menurut pengalaman sering kali kita terlampau cepat memutuskan his lemah
dan dengan tergesa menjalankan tindakan.
4.    
Bahaya Yang Terjadi Jika Timbul
Kelemahan His
Partus menjadi lebih lama dan membawa
akibat buruk baik bagi ibu maupun anak. Jika kepala anak sudah terdapat dalam
rongga panggul dan lama, kemungkinan dapat menimbulkan tekanan pada jalan lahir
terutama pada portio (menjadi nekrotis). Lagipula partus lama menambah kemungkinan
terkena infeksi.
Bilamana kelemahan his tersebut timbul dalam kala pengeluaran dan ini menjadi
lama, maka keadaan anak bisa menjadi buruk karena peredaran darah dalam
plasenta terganggu. Inersia uteri
dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dengan akibat –akibat
terhadap ibu dan janin ( infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi)
5.    
Penanganan Inersia Uteri
periksa keadaan serviks,
presentasi dan kondisi janin, penurunan bagian terbawah janin dan keadaan
panggul kemudian buat tindakan dan rencana;
dalam menghadapi persalinan lama oleh sebab apapun, keadaan ibu yag
bersangkutan harus di awasi dengan seksama. Tekanan darah di ukur 4 jam, bahkan
pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih sering apabila ada gejala preeklamsi.
Denyut jantung janin di catat setiap setengah jam dalam kala I dan lebih sering
dalam kala II. Kemungkinan dehidrasi dan asidosis harus mendapat perhatian
sepenuhnya untuk itu berikan
infuse dextrose 5% atau nacl.  berikan oksitosin drip 5 – 10 satuan dalam
dextrosa 5% (12 tpm) kemudian naikkan setiap 10 -15 menit sampai 40-50 tpm. Maksud pemberian oksitosin
ialah memperbaiki his sehingga serviks dapat membuka. Satu ciri khas oksitosin
ialah bahwa hasil pemberiannya tampak dalam waktu singkat. Oleh karena itu,
tidak ada gunanya memberikan oksitosin berlarut-larut.; bila his tidak kuat
oksitosin drip distop kemudian berikan obat penenang : valium 10 mg;dapat juga diberikan petidin 50 mg
untuk mengurangi rasa nyeri, bila disertai dengan disproprosi cephalopelvis
kemudian tindakan SC. Jika ada his
kuat yang menyebabkan
inersia uteri sekunder dengan KU ibu lemah dan partus telah berlangsung lebih dari 24 jam primi dan 18 jam multi Lakukan SC. Dalam menentukan sikap lebih lanjut perlu
diketahui apakah ketuban sudah atau belum pecah. Apabila ketuban sudah pecah,
maka keputusan untuk menyelesaikan persalinan tidak boleh ditunda terlalu lama
berhubung dengan bahaya infeksi,
lakukan SC.
DAFTAR PUSTAKA
Inakartikaputri. 2013.
Inersia uteri http://inakartikaputri.wordpress.com/2012/09/13/inersia-uteri/. Online. Diunduh pada Rabu, 18 september
2013 (pukul 21.15) 
Manuaba, Ida Ayu Chandranita Manuaba
dkk. 2010. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT
KANDUNGAN, DAN KB UNTUK PENDIDIKAN BIDAN, Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.
2010. Asuhan Kebidanan  4 (Patologi). Jakarta: CV. Trans Info
Media.  
Prawirohardjo,
Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
 
Mlife casino: play and win - JTGHub
BalasHapusMlife is the most innovative 부천 출장샵 casino brand in 서울특별 출장샵 Kenya. With over 80 exciting 대구광역 출장안마 games including jackpot slots, jackpots 보령 출장마사지 and live 양산 출장샵 games, our games are played