Selasa, 21 Januari 2014

TINJAUAN TEORI DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR



BAB I
TINJAUAN TEORI
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR

A.      Pengertian
     Bayi baru lahir adalah janin dengan  berat mulai dari 2500-4000 gram dengan masa konsepsi 36-42 minggu yang mengalami proses kelahiran dan terus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital bayi baru lahir yaitu maturasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam mordibitas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang berlangsung cepat adalah sistem metabolisme, suhu tubuh, pernafasan dan sirkulasi.
     Bayi baru lahir normal adalah bayi dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan).

B.       Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut DEPKES RI tahun 1993, ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah:
1.    Berat badan lahir 2500-4000 gram
2.    Lingkar dada 30-38 cm
3.    Panjang badan lahir 48-52 cm
4.    Lingkar kepala 33-37 cm
5.    Bunyi jantung pada menit-menit pertama cepat ± 180 kali per menit, kemudian menurun sampai 120-140 kali per menit
6.    Pernafasan pada menit-menit pertama cepat ± 80 kali per menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali per menit
7.    Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi verniks caseosa
8.    Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna
9.    Kuku telah agak panjang dan lemah
10.  Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada bayi perempuan), testis sudah turun kedalam skrotum (pada bayi laki-laki)
11.  Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12.  Refleks moro sudah baik, bila bayi dikagetkan bayi akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk
13.  Graff refleks sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak tangan, bayi akan menggenggam
14.  Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan.
           
C.      Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir
1.      Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah bayi lahir akan terjadi penurunan kadar gula dalam darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak. Apabila terjadi hipotermi pada bayi maka metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada bayi baru lahir, maka kemungkinan besar bayi akan mengalami hipoglikemia, misalnya pada Berat Bayi Lahir Rendah, bayi dari ibu yang menderita Diabetes Melitus, dan lain-lain.
2.      Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan pada suhu kamar 25° C maka bayi  akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya  nya saja. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2° C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme jaringan tubuh dan kebutuhan oksigen meningkat.
3.      Perubahan Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setlah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama adalah:
a.       Tekanan mekanis dari dada sewaktu melewati jalan lahir
b.      Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotis
c.       Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernafasan
d.      Refleks deflaksi pada hering breur, pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam 30 detik setelah lahir. Tekanan pada rongga dada bayi saat lahir pervaginam mengeluarkan cairan pada paru-paru sebanyak  dari 80-100 mL, sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara.
4.      Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan oksigen meningkat dan tekanan karbon dioksida menurun, hal ini mengakibatkan resitensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat. Maka hal ini menyebakan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus anteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilikalis dan kemudian tali pusat dipotong, aliran darah dari plasenta melalui vena kava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang cukup hidup di luar badan Ibu.

D.      Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera setelah bayi lahir lakukan penilaian untuk mengidentifikasi apakah bayi baru lahir memerlukan pertolongan lebih cepat. Segera lakukan resusitasi jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap (lemah).
Untuk memudahkan penilaian penolong persalinan dianjurkan utnuk menilai:
1.      Apakah bayi menangis kuat ?
2.      Apakah bayi bergerak aktif ?
3.      Apakah kulit bayi berwarna kemerah-merahan ?
Keadaan umum bayi dinilai pada 1 menit, 5 menit dan 10 menit pertama setelah bayi lahir dengan menggunakan APGAR SKOR. Penilaian APGAR SKOR ini dilakukan untuk menentukan apakah bayi memerlukan tindakan, tetapi lebih banyak kaitannya dalam memantau kondisi bayi dari waktu kewaktu.
TANDA
SKOR
0
1
2
A: Appearance         Color (warna kulit)
Pucat
Badan merah, tetapi ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerah-merahan
P: Pulse/heart rate (nadi/frekuensi jantung)
Tidak ada
Dibawah 100
Diatas 100
G: Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
Tidak ada
Sedikit gerakan mimik, menyeringai
Menangis, batuk, bersin
A: Activity (tonus otot)
Tidak ada, lumpuh
Ektremitas sedikit fleksi
Gerakan aktif
R: Respiration (usaha nafas)
Tidak ada
Lemah, tidak teratur
Menangis kuat

Apabila hasil penilaian APGAR
·         7-10: Bayi mengalami asfiksia ringan/dikatakan bayi dalam keadaan normal
·         4-6: Bayi mengalami asfiksia
·         0-3: Bayi mengalami asfiksia berat

E.       Penatalaksanaan Awal Pada Bayi Baru Lahir Normal
1.      Membebaskan/membersihkan jalan nafas
Bersihkan jalan nafas bayi dengan cara mengusap mukanya dengan kain/kasa yang bersih dari darah dan lendir segera setelah bayi lahir seluruh badan. Apabila bayi baru lahir segera dapat bernafas spontan atau segera menangis, jangan lakukan pengisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena pengisap[an yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan jalan nafas sehingga dapat terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme pada laring/tenggorokan bayi.
2.      Mencegah kehilangan panas
Saat lahir mekanisme pengaturan temperatur pada BBL belujm berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera dilkukan pencegahan kehilangan panas bayi akan mudah terkena hipotermia. Bayi dengan hipotermia berisiko tinggi mengalami sakit berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada dalm ruangan yang relatif hangat. Bayi kurang bulan sangat rentan mengalami hipotermia. Walaupun demikian, bayi tidak boleh menjadi hipertermia (temperatur tubuh lebih dari 37,5° C).
Cegah kehilangan panas melalui upaya berikut:
a.         Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk/kain kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
b.         Letakkan bayi tengkurap didada ibu agar ada kontak kulit ibu dan kulit bayi. Luruskan bahu bayi dan usahakan menempel di dada atau perut ibu dengan kepala bayi di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu.
c.         Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi di kepala bayi. Kepala bayi mempunyai luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika kepala tidfak ditutup.
d.        Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir, lakuakn penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi selesai IMD. Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering. Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian atau diselimuti dikurang dengan berat pakaian atau selimut tersebut. Bayi sebaiknya dimandikan setelah kondisi bayi stabil pada umumnya, tidak kurang dari enam jam untuk mencegah hipotermia.
3.      Perawatan tali pusat.
Puntung tali pusat yang sudah diikat atau diklem jangan dibungkua atau dioleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Mengoleskan alkohol absolut 70% masih diperkenankan, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab. Bayi yang dipakaikan popok harus dipakaikan dibawah puntung tali pusat, jika tali pusat kotor, bersihkan dengan hati-hati menggunakan air DTT dan sabun, segera keringkan dengan kain basah.
4.      Inisiasi menyusu dini
5.      Pencegahan perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan vit. K1 (phytomenadione) injeksi 1 mg IM setelah proses IMD untuk mencegah perdarahan akibat defisiensi vit. K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
6.      Pencegahan infeksi mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung Tetraksilin 1% atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
7.      Pemeriksaan fisik
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan
Keadaan normal
1.
Lihat postur, tonus dan aktivitas
·      Posisi tungkai dan lengan fleksi.
·      Bayi sehat akan bergerak aktif.
2.
Lihat kulit
·      Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul.
3.
Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi sedang tidak menangis
·      Frekuensi napas normal 40-60 kali per menit.
·      Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam
4.
Hitung denyut jantung dengan meletakan stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis
·      Frekuensi denyut jantung normal 120-160 kali per menit.
5.
Lakukan pengukuran suhu ketiak
·      Suhu normal adalah 36,5-37,5° C
6.
Lihat dan raba bagian kepala
·      Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam.
·      Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat sedikit membonjol saat bayi menangis.
7.
Lihat mata
·      Tidak ada kotoran/sekret.
8.
Lihat bagian dalam mulut. Masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam mulut, raba langit-langit.
·      Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah.
·      Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap kuat tangan pemeriksa
9.
Lihat dan raba perut
Lihat tali pusat
·      Perut bayi datar, teraba lemas.
·      Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak sedap pada tali pusat atau kemerahan sekitar tali pusat.
10.
Lihat punggung dan raba tulang belakang.
·      Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang.
11.
Lihat lubang anus
-     Hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus.
-     Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar.
·      Terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah keluar.
·      Biasanya mekonium sudah keluar dalam 24 jam setelah lahir.
12.
Lihat dan raba alat kelamin luar.
-     Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air kecil
·      Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan.
·      Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujun penis. Teraba testis di skrotum.
·      Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir.
13.
Timbang bayi.
-     Timbang bayi dengan menggunakan selimut, hasil dikurangi selimut
·      Barat lahir 2,5-4 Kg.
·      Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun dahulu baru kemudian naik kembali.
14.
Mengukur panjang dan lingkar kepala
·      Panjang lahir normal 48-52 cm.
·      Lingkar kepala normal 33-37 cm.
15
Menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya
·      Kepala dan badan dalam garis lurus; wajah bayi menghadap payudara; ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya.
·      Bibir bawah melengkung keluar, sebagian besar areola berada dalam mulut bayi.
·      Menghisap dalam dan pelan kadang disertai berhenti sesaat.

8.      Pemberian imunisasi
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan Ibu-Bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian vit. K, pada saat bayi berumur 2 jam. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali untuk mendapatkan imunisasi berikutnya sesuai jadwal pemberian imunisasi.







DAFTAR PUSTAKA



Prawirohardjo Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan                                                                            Kesehatan Maternal Dan  Neonatus. Jakarta: YBPSP
Rahayu, Dedeh. S. 2009. Asuhan Keperawatan Anak Dan Neonatus.            Jakarta: Salemba Medika.
Depkes RI. 1993. Asuhan Kesehatan Dalam Konteks Keluarga. Jakarta.       Depkes RI
JNPK-KR. 2012. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: KEMENKES RI.

1 komentar: