1.     
Distosia Karena kelainan Vulva
Distosia vulva adalah persalinan yang sulit
disebabkan karena atresia vulvae (tertutupnya vulva), ada yang bawaan ada juga
yang diperoleh misalnya karena radang atau trauma (sulaeman,184)
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1)     
Oedema Vulva.
a.     
Definisi
Edema (oedema) vulva
adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan
interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela
jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan) pada
vulva.
b.     
Etiologi
Edema bisa timbul pada waktu
kehamilan. Biasanya sebagai gejala pre eklamsi akan tetapi dapat pula timbul
karena sebab lain misalnya gangguan gizi atau malnutrisi atau pada persalinan
yang lama. Edema dapat juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi
sefalopelvik atau wanita mengejan terlampau lama (terus menerus), sedangkan
kepala belum cukup turun.
c.      
Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan
dengan menginspeksi adanya pembengkakan pada daerah vulva
d.     
Penatalaksanaan
·        
Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
·        
Kalau keadaan
memburuk,kemungkinan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi

2)     
Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva) 
a.     
Definisi
Stenosis vulva merupakan
kelainan congenital pada vulva yang menutup sama sekali,atau dapat pula terjadi
hanya orifisium uretra eksternum saja yang nampak/ penyempitan vulva/vagina
atau akibat perlengketan dan parut karena peradangan atau perlukaan pada
persalinan yang lalu.
b.     
Etiologi
Biasanya terjadi sebagai
akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh dengan
parut-parut yang dapat menimbulkan kesulitan. 
c.      
Diagnosa         
Adanya penutupan pada
daerah vulva ataupun hanya terlihat bagian orifisium uretra eksternum saja
d.     
Penatalaksanaan
Walaupun umumnya dapat
diatasi dengan mengadakan episiotomi yang cukup luas namun penanganan dengan
sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat dilakukan tindakan
persalinan dengan operasi.

3.     
Varises
a.     
Definisi
Pelebaran pembuluh darah
vena yang terjadi pada vulva. Kejadian varises ini makin meningkat pada
kehamilan makin tinggi dan segera akan menghilang atau berkurang setelah
persalinan.
b.     
Etiologi
Hal ini karena reaksi
sistem vena pembuluh darah, seperti otot-otot di tempat lain melemah akibat
hormone estrogen. Penyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh
vena. Pada pembuluh vena terdapat katup – katup yang berfungsi untuk menahan
agar darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena
menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau
lemah akan membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di
dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut
sebagai varises.
c.      
Diagnosa
Pembuluh darah vena akan
menonjol di permukaan kulit yang berwarna ungu atau biru gelap biasa tampak
seperti tali sepatu, Jika varises sudah kronik maka akan tampak pembuluh darah
vena yang menyerupai jaring laba – laba (spider navy).
d.     
Penatalaksanaan
-         
Kurangi konsumsi
garam dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi. 
-         
Perbanyak konsumsi
sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan yang dapat merangsang sirkulasi
darah, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah.
Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6,
magnesium, asam folat, kalsium dan zinc seperti gandum dan kacang kedelai (susu
kedelai).
-         
Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung antioksidan
tinggi seperti sayur – sayuran hijau, buah apel, wortel dan jeruk. 
-         
Jangan berdiri atau duduk terlalu lama. 
-         
Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi dari
posisi pinggul atau jantung anda. Posisi kaki yang lebih tinggi dari jantung
akan memudahkan aliran darah vena kembali ke jantung.
-         
Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran
darah
-         
Dapat diberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan
Varemoid.
-         
Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vulva yang
besar dapat dianjurkan persalinan dengan seksio sesarea.
4.     
Peradangan
a.     
Definisi
Peradangan pada vulva
biasa disebut dengan vulvitis
b.     
Etiologi
Peradangan vulva sering
bersamaan dengan peradangan vagina 
Dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti
sifilis, gonorea, trikomoniasis.
Dapat terjadi akibat infeksi non spesifik seperti :
eksema,pruritus vulvae,skabie,pedikulus pubis,bartholinitis.
c.      
Penatalaksanaan 
-         
Pada kehamilan,radangan tersebut harus diobati.Obat yang
diberikan harus dipikirkan apakah mempunyai efek buruk terhadap anak terutama
dalam proses pertumbuhan organogenensis.
-         
Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan sebaiknya
mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat.

2.     
Distosia karena kelainan vagina
Distosia vagina adalah kelambatan atau
kesulitan dalam jalannya persalinan yang dikarenakan adanya kelainan pada
vagina yang menghalangi lancarnya perrsalinan.
Distosia dapat disebabkan karena kelainan his
(his hipotonik dan his hypertonik), karena kelainan besar anak, bentuk anak
(hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat), letak anak (letak sungsang,
letak melintang), serta karena kelainan jalan lahir.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1.     
Kelainan Vagina (Aplasia vagina)
a.     
Definisi
Pada aplasia vagina tidak
ada vagina dan ditempatnya introitus vagina dan terdapat cekungan yang agak
dangkal atau yang agak dalam.
b.     
Etiologi
Pada atresia vagina
terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terdapat satu septum yang
horizontal, bila penetupan vagina ini menyeluruh menstruasi timbul tapi
darahnya tidak keluar, namun bila penutupan vagina tidak menyeluruh tidak akan
timbul kesulitan kecuali mungkin pada partus kala II
c.      
Penatalaksanaan
sebaiknya mengirimkan
penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat.

2.     
Stenosis Vagina Kongenital
a.     
Definisi
Stenosis jarang terdapat ,
lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan vagina secara lengkap atau
tidak lengkap pada bagian kanan atau bagian kiri. Septum lengkap biasanya tidak
menimbulkan distosia karena bagian vagina yang satu umumnya cukup lebar, baik untuk
koitus maupun lahirnya janin.
Septum tidak lengkap
kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan dan harus dipotong
dahulu. 
b.     
Etiologi
Stenosis dapat terjadi
karena parut-parut akibat perlukaan dan radang. 
c.      
Penatalaksanaan
Pada stenosis vagina yang
tetap kaku dalam kehamilan dan merupakan halangan untuk lahirnya janin perlu
ditimbangkan seksio ceaserea.

3.     
Tumor Vagina
Tumor vagina merupakan
rintangan bagi lahirnya janin pervaginam, adanya tumor vagina bisa pula
menyebabkan persalinan pervaginam dianggap mengandung terlampau banyak resiko.
Tergantung dari jenis dan besarnya tumor perlu dipertimbangkan apakah
persalinan dapat berlangsung secara per vaginam atau diselesaikan dengan seksio
sesar.
4.     
Kista Vagina
a.     
Definisi
Kista adalah tumor jinak
yang terbungkus selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik, berisi cairan
kental dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara,
cairan, nanah.
b.     
Etiologi
Kista vagina berasal dari
duktus gartner atau duktus muller, letak lateral dalam vagina bagian proximal,
ditengah, distal di bawah orifisium urethra eksterna. Bisa berukuran kecil dan
besar sehingga bukan saja mengganggu pertumbuhan namun dapat pula mempersulit
persalinan.
c.      
Penatalaksanaan
jika kecil maka tidak menghalangi
turunnya kepala,tidak mengganggu persalinan.Setelah 3 bulan pasca persalinan
dilakukan ekstirpasi tumor.Bila besar dan menghalangi turunnya kepala untuk mengecilkannya
dilakukan aspirasi cairan tumor.
3.     
Distosia Karena Kelainan Uterus / Serviks
Distosia serviks uteri adalah terhalangnya
kemajuan persalinan disebabkan kelainan serviks uteri. Walaupun his normal dan
bayi, kadang-kadang pembukaan serviks jadi macet karena ada kelainan yang
menyebabkan serviks tidak mau membuka.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1.     
Retroflexio Uteri
a.     
Definisi
Adalah uterus hamil yang
semakin lama semakin besar terkurung dalam rongga panggul,tidak dapat keluar
memasuki rongga perut. Kehamilan pada retrofleksi uteri tidak banyak dijumpai
karena kemampuan mobilisasi uterus selama hamil dan melepaskan diri dari
ruangan pelvis minor. Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio
mencapai umur cukup 
b.     
Etiologi
Terkurung uterus,mungkin
uterus retrofleksi,tertahan karena adanya perlekatan-perlekatan atau oleh sebab
lain yang tidak diketahui (fiksata).Terdapat kemungkinan dari nasib
kehamilannya :
Koreksi spontan           :
dimana pada kehamilan 3 bulan korpus dan fundus naik masuk kedalam rongga
perut.
Abortus                        :
hasil konsepsi terhenti berkembang dan keluar,karena sirkulasi terganggu.
Koreksi tidak sempurna : dimana bagian yang melekat
tetap tertinggal sedangkan bagian uterus yang hamil naik masuk ke dalam rongga
perut disebut retrofleksia uteri gravidi partialis.Nasib kehamilan selanjutnya
bisa abortus, partus prematurus,terjadi kesalahan letak dan bersalin biasa.

2.     
Prolapsus Uteri
a.     
Definisi
Prolapsus uteri atau
turunnya uterus dapat dibagi menjadi 3 tingkat :
Tingkat I          :
Uterus turun dengan serviks uteri sampai introitus vagina
Tingkat II         :
Sebagian uterus keluar dari vagina
Tingkat III        :
Uterus keluar seluruhnya dari vagina dengan inversion 
 vaginae.
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkurang
karena setelah bulan ke IV uterus naik dan keluar dari rongga panggul kecil. 
b.     
Etiologi
Terjadi karena kelemahan
ligament endopelvik terutama ligamentum tranversal dapat dilihat pada nullipara
dimana terjadi elangosiopoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada
enterokele.Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang
kerenggangannya
Persalinan lama dan sulit:
-         
Meneran sebelum pembukaan lengkap
-         
Laserasi dinding vagina bawah pada kala 2
-         
Penatalaksaan pengeluaran plasenta
-         
Reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik 
-         
Pada menopause
-         
Karena hormon estrogen telah berkurang sehingga otot dasar
panggul menjadi melemah.
c.      
Diagnosa
-         
Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan
ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari.Apakah porsio uteri pada posisi
normal tau porsio sampai introitus vagina atau apakah serviks uteri sudah
keluar dari vagina.Selanjutnya penderita diminta berbaring dengan posisi
litotomi ditentukan pula panjangnya servik uteri.Servik uteri yang lebih
panjang dari biasa dinamakan elongasio kolli.
-         
Pada sistokel dijumpai didinding vagina depan benjolan kistik
lembek dan tidak nyeri tekan.
d.     
Penatalaksaan
Indikasi melakukan operasi
pada prolapsus uteri tergantung dari beberapa factor seperti umur
penderita,keinginannya untuk mendapatkan anak atau untuk mempertahankan
uterus,tingkat prolapsus dan adanya keluhan. 

Ada
4 jenis kelainan pada serviks uteri:
1)     
Serviks
kaku yakni suatu keadaan dimana seluruh servik kaku. Keadaaan ini sering
dijumpai pada primigravida tua atau karena adanya parut-parut bekas luka atau
bekas infeksi atau pada tersinoma serviks.
2)     
Kejang
atrau kaku serviks dibagi 2, dikatakan primer: mungkin disebabkan oleh rasa
takut atau pada primigravida tua atau sebab psikis. Sekunder: oleh karena
luka-luka dan infeksi yang sembuh dan meninggalkan parut.
3)     
Serviks
gantung (hanging cervix) adalah suatu keadaan dimana ostium uteri eksternum
dapat terbuka lebar, sedangkan ostium uteri internum tidak mau membuka. Serviks
akan menggantung seperti corong.
4)     
Serviks
konglumer (conglumeratio cervix) suatu keadaan dimana ostium uteri eksternum
tidak mau membuka. Keadaan ini sering kita jumpai pada wanita dengan prolaps
uteri yang menjadi hamil atau dengan serviks dan portio yang panjang (
elongatio seervicisat portionis) dalam hal ini serviks dapat menjadi tipis,
namun ostium uteri eksternum tidak membuka atau hanya membuka 5cm.
5)     
Edema
serviks, Bila dijumpai edema yang hebat dari serviks disertai hematoma dan
nekrosis ini merupakan tanda adanya obstruksi. Terutama karena kesempitan
panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi
gangguan sirkulassi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks.
·        
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan beberapa
kali moment opname pemeriksaan dalam yaitu his baik tetapi pembukaan serviks
tidak bertambah dan pemeriksaan dilakukan 2-3 kali antara 1-2 jam.
·        
Penanganan
Pada kondisi serviks yang kaku setelah
ditegakkan diagnosa memang serviks kaku dan setelah pemberian obat-obatan
seperti valium dan phetidin tidak merubah sifat kekakuan tindakan kita adalah
melakukan ceesar. Jika adanya serviks gantung bila dalam observasi keadaan
tetap begitu dan tidak ada kemajuan pembukaan ostium uteri internum, maka
pertolongan yang tepat adalah caesar.
Daftar
Pustaka
Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. 
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Rukiyah, Ai
Yeyeh dan Lia. 2010. Asuhan Kebidanan IV
(Patologi Kebidanan). Jakarta : Cv Trans Info Media
Manuba,
dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta
: Buku Kedokteran EGC
Sastrawinata, Sulaiman.
2005. Obstetri Patologi. http:// books.google.co.id/books
Distosia+karena+kelainan+alat+kandungan.htm online. Minggu, 22 september 2013,
Pukul 14.30
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar