Selasa, 21 Januari 2014

DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN




A.      BAYI BESAR
1.      Definisi
Bayi besar atau istilah latinnya dikenal makrosomia atau Giant Baby adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. Kejadian sangat bervariasi antara 8-10% kelahiran.

2.      Penyebab
Penyebab bayi mengalami makrosomia antara lain:
a.       Diabetes Militus (DM)
DM mengakibatkan ibu melahirkan bayi sesar dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih. Namun bisa juga sebaliknya, bayi lahir dengan berat lair rendah, yakni dibawah 2000-2500 gram. Dampak yang lebih parah yaitu mungkin janin meninggal dalam kandyngan karena mengalami keracunan.
b.      Keturunan (orang tuanya besar).
c.       Multiparitas dengan riwayat mikrosomia sebelumnya.

3.      Penanganan
a.       Periksa kehamilan agar mengetahui ada tidaknya masalah kehamilan seorang ibu.
b.      Dengan periksa kehamilan yang teratur dapat menekan resiko komplikasi bagi ibu yang sering terjadi akibat bayi besar.
c.       Seger di rujuk ke rumah sakit untuk knfirmasi pemeriksaan sonografi /sesar pada saat menjelang persalinan.
d.      Pemeriksaan kadar gula darah.



4.      Pencegahan
Penceahan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, pengukuran tinggi fundus uteri, pola makan yang benar, ANC teratur dan pemeriksaan USG.

5.      Persalinan Dengan Makrosomia
Menentukan besarnya janin secara klinis memang sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya janin besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan hiss yang kuat.
Periksa dalalam panggul normal, janin dengan berat badan 4000-5000 gram pada umumnya idak mengalami kesulitan dalam melahirkan, tetapi  mengingat ibu hamil dengan makrosimia mempunyai resiko lebih besar pada saat persalinan maka lebih baik melahirkan dengan operasi sesar.

6.      Penatalaksanaan
Bayi besar beresiko untuk menghadapi persalinan memanjang dan persalinan macet, distosia bahu, serta hemoragi post partum.
a.       Tangani seperti  persalinan normal
·         Lakukan evaluasi keadaan umum ibu dengan cepat termasuk tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan, suhu tubuh).
·         Kaji kondisi janin
-          Dengarkan DJJ segera setelah kontraksi
-          Hitung DJJ selama satu menit penuh minimal sekali tiap 30 menit selama fase aktif dan setiap lima menit selama kala dua
-          Jika terdapat abnormalitas DJJ ( < 100 atau > 180 kali per menit), curigai terjadinya gawat janin
-          Jika ketuban pecah , catat warna cairan amnion yang keluar
-          Adanya meconium yang kental menunjukkan perlunya pemantauan ketat dan kemungkinan intervensi penatalaksanaan gawat janin
-          Tidak adanya cairan yang keluar setelah ketuban pecah merupakan indikasi berkurangnya volume cairan amnion yang mungkin berhubungan dengan gawat janin

b.      Jika terjadi distosia bahu
-          Minta bantuan dua orang asisten
-          Buatlah episiotomy yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak dan memberikan ruangan yang cukup untuk melakukan tindakan
-          Minta ibu menekuk dua tungkainya dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin kearah dadanya dalam posisi berbaring telentang. Dua asisten menekan fleksi kedua lutut ibu kearah dada
-          Pakai sarung tangan DTT, tariklah dengan kuat dan terus menerus kearah bawah kepala janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfifis pubis
-          Hindari tarikan berlebihan pada kepala yang dapat mengakibatkan trauma pada fleksus brakhialis
-          Minta bantuan seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan ke arah bawah pada daerah supra pubis untuk membantu persalinan bahu
-          Jangan menekan fundus karena dapat mengakibatkan rupture uteri
-          Jika bahu masih belum dapat dilahirkan:
o   Pakai sarung tangan DTT, masukkan tangan ke dalam vagina
o   Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu
o   Jika perlu lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai arh sternum
-          Jika bahu masih belum dapat dilahirkan:
o   Masukkan tangan kedalam  vagina
o   Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakan lengan kearah dada, sehingga bahu depan dapat bergerak dibawah simfisis pubis
-          Jika semua tindakan sebelumnya gagal, lakukan pilihan lain:
o   Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan
o   Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang
Diagnosis
1.      Inspeksi     : perut lebih besar dari usia kehamilan
2.      Palpasi       : kepala tidak masuk ke pintu atas panggul
3.       

B.      KEMBAR SIAM
1.      Definisi
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25% , dan kebanyakan berjenis kelamin perempuan. Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di siam (sekarang Thailand). Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari inggris yang lahir di tahun 1100 an.

2.      Penyebab
Banyak factor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telr matang secara sempurna, juga di duga dapat memicu terjadinya bayi kembar.  Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi  sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak bahkan sampai lima dan enam.

3.      Proses Kembar Siam
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua . Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan Dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12 hari dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamnitonik yaitu rahim punya dua selapur ketuban dan dikorionik yaitu rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Peda pembelahan ke empat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga seltelur menjadi berdempet. Jadi kembr siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keemp[at pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena janin bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi dan masalah lingkungan .

4.      Presentasi Hidup
Sejumlah keseimpulan medis menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200.000 kelahiran. Jadi jika indonesia berpenduduk 200 juta ada peluang 1000 kasus kembar siam.
Dari semua kelahira kembar siam, diyakini tidak lebih dari 12 pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat silahirkan kembar siam sudah dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40%.
Dari mereka yang lahir hidup, 75% meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25% yang bertahan hidup.

5.      Pembagian Kembar Siam
dari seluruh kembar dempet, kebanyakan kembar dempet terjadi pada empat anggota tubuh,m yaitu dada sebanyak 40%, perut 35%, kepala 12%, dan panggul antara 6 hingga 10%.
Ada beberapa jenis kembar siam:
·         Thoracopagus : kedua tubuh bersatu dibagian dada (thorax). Jantung selalau terlibat dalam kasus ini. Ketika jantunghanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah (35-40% seluruh kasus).
·         Omphalopagus : kedua tubuh bersatu dibagian bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diagfragma dan organ-organ lain.
·         Pygopagus : bersatu di bagian belakang
·         Cephalopagus : bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius diotak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
·         Craniopagus : tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah
·         Dicephalus : dua kepala, satru tubuh dengan dua kaki dan dua sampai empat tangan (dibrachius, tribachius, tetrabrachius).
·         Ischiopagus : kembar siam anterior yang bersatu dibagian bawah tubuh
·         Ischio-omphalopagus : kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki stu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
·         Parapagus : kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang sering kali dibagi
·         Diprosopus : sartu kepala dengan duawajah pada arah berlawanan
6.      Diagnosis
a.       Anamnesis
-          Perut lebih besar dari tuanya kehamilan
-          Gerakan janin dirasakan lebih banyak
-          Uterus terasa lebih cepat membesar
-          Riwayat hamil kembar
b.      Inspeksi dan Palpasi
-          Perut teraba lebih besar dari tuanya kehamilan
-          Bagian kecil teraba lebih banyak
c.       Auskultasi
Terdengar DJJ pada dua tempat yang agk berjauhan dengan perbedaan kecepatan 10 denyut per menit
d.      Rontgen
Terdapat gambaran dua janin
e.       USG
Tampak dua janin pada trimester I

7.      Perawatan Kembar Siam
Perawatan kembar siam sangat bervariasi tergantung pada keadaan. Banyak orang tua membuat keputusan sulit untuk mengakhiri kehamilan. Prognosis dan kualitas hidup membebani isu dalam pengambilan keputusan, serta kemungkinan keberhasilan pemisahan. Jika bayi berbagi jantung atau otak, misalnya operasi pemisahan mungkin tidak dapat dilakukan. Meski kelahiran kembar siam tergolong unik namun bila tidak ada peran dari dokter anak, maka kelangsungan hidupnya tidak akan bertahan lama, meski usia kembar siam diprediksi berlangsung singkat.
Sebenarnya, kelahiran kembar siam sekaligus kelainannya bisa dideteksi dengan pemeriksaan USG 3 dimensi atau 4 dimensi di usia 20 minggu.





Description: F:\DKJ (BB+KS)\chepalopagus.jpg
Chepalopagus

Description: F:\DKJ (BB+KS)\craniopagus.jpg
Craniopagus
Description: F:\DKJ (BB+KS)\diprosopus-4287_0.jpeg





Diprosopus


Description: F:\DKJ (BB+KS)\dichapalus.jpg
Dichapalus                                                  

Description: F:\DKJ (BB+KS)\ischiopagus.jpg               
Ischiopagus                                                            

Description: F:\DKJ (BB+KS)\isvhio ophalopagus.jpg
Isvhio ophalopagus

Description: F:\DKJ (BB+KS)\ophalopagu.jpg
  Ophalopagus

Description: F:\DKJ (BB+KS)\pygopgus.jpg
Pygopgus

                                               
Description: F:\DKJ (BB+KS)\parapagus.jpg
Parapagus 

Description: F:\DKJ (BB+KS)\thoracopagus.jpg
Thoracopagus
Daftar Pustaka

http://hotnitaritonga.blogspot.com/2012/11/distosia -akibat-kelainan-janin.html?m=1 di akses tanggal 18 September 2013 pukul 14.30 WITA


Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Yulianti, Devi. 2006. Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG




















ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL
DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN
BAYI BESAR DAN KEMBAR SIAM

Dosen Pengajar: Erni Yuliastuti,M.Kes

             Description: C:\Users\toshiba\Documents\logo bidan.jpg


Disusun Oleh:
Eka Desy Nur Isriyanti (PO7124112224)
Rizka Aulia Hasanah (PO7124112276)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
              JURUSAN KEBIDANAN REGULER III A
                     2013/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar