A.    
 BAYI BESAR
1.     
Definisi 
Bayi besar atau istilah latinnya dikenal makrosomia atau Giant
Baby adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. Kejadian sangat
bervariasi antara 8-10% kelahiran.
2.     
Penyebab 
Penyebab bayi mengalami makrosomia
antara lain:
a.      
Diabetes Militus (DM)
DM mengakibatkan ibu
melahirkan bayi sesar dengan berat lahir mencapai 4000-5000 gram atau lebih.
Namun bisa juga sebaliknya, bayi lahir dengan berat lair rendah, yakni dibawah
2000-2500 gram. Dampak yang lebih parah yaitu mungkin janin meninggal dalam
kandyngan karena mengalami keracunan.
b.     
Keturunan (orang tuanya besar).
c.      
Multiparitas dengan riwayat mikrosomia sebelumnya.
3.     
Penanganan 
a.      
Periksa kehamilan agar mengetahui ada tidaknya masalah kehamilan
seorang ibu.
b.     
Dengan periksa kehamilan yang teratur dapat menekan resiko
komplikasi bagi ibu yang sering terjadi akibat bayi besar.
c.      
Seger di rujuk ke rumah sakit untuk knfirmasi pemeriksaan
sonografi /sesar pada saat menjelang persalinan.
d.     
Pemeriksaan kadar gula darah.
4.     
Pencegahan
Penceahan dengan
melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, pengukuran tinggi fundus
uteri, pola makan yang benar, ANC teratur dan pemeriksaan USG.
5.     
Persalinan Dengan Makrosomia
Menentukan besarnya
janin secara klinis memang sulit. Kadang-kadang baru diketahui adanya janin
besar setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul normal dan hiss
yang kuat.
Periksa dalalam
panggul normal, janin dengan berat badan 4000-5000 gram pada umumnya idak
mengalami kesulitan dalam melahirkan, tetapi 
mengingat ibu hamil dengan makrosimia mempunyai resiko lebih besar pada
saat persalinan maka lebih baik melahirkan dengan operasi sesar.
6.     
Penatalaksanaan
Bayi besar beresiko
untuk menghadapi persalinan memanjang dan persalinan macet, distosia bahu, serta
hemoragi post partum.
a.      
Tangani seperti  persalinan
normal
·        
Lakukan evaluasi keadaan umum ibu dengan cepat termasuk
tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan, suhu tubuh).
·        
Kaji kondisi janin
-         
Dengarkan DJJ segera setelah kontraksi
-         
Hitung DJJ selama satu menit penuh minimal sekali tiap 30 menit
selama fase aktif dan setiap lima menit selama kala dua
-         
Jika terdapat abnormalitas DJJ ( < 100 atau > 180 kali per
menit), curigai terjadinya gawat janin
-         
Jika ketuban pecah , catat warna cairan amnion yang keluar
-         
Adanya meconium yang kental menunjukkan perlunya pemantauan ketat
dan kemungkinan intervensi penatalaksanaan gawat janin
-         
Tidak adanya cairan yang keluar setelah ketuban pecah merupakan
indikasi berkurangnya volume cairan amnion yang mungkin berhubungan dengan
gawat janin
b.     
Jika terjadi distosia bahu
-         
Minta bantuan dua orang asisten
-         
Buatlah episiotomy yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi
jaringan lunak dan memberikan ruangan yang cukup untuk melakukan tindakan
-         
Minta ibu menekuk dua tungkainya dan mendekatkan lututnya sejauh
mungkin kearah dadanya dalam posisi berbaring telentang. Dua asisten menekan
fleksi kedua lutut ibu kearah dada
-         
Pakai sarung tangan DTT, tariklah dengan kuat dan terus menerus
kearah bawah kepala janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfifis pubis
-         
Hindari tarikan berlebihan pada kepala yang dapat mengakibatkan
trauma pada fleksus brakhialis
-         
Minta bantuan seorang asisten untuk melakukan tekanan secara
simultan ke arah bawah pada daerah supra pubis untuk membantu persalinan bahu
-         
Jangan menekan fundus karena dapat mengakibatkan rupture uteri
-         
Jika bahu masih belum dapat dilahirkan:
o  
Pakai sarung tangan DTT, masukkan tangan ke dalam vagina
o  
Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan arah
sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu
o  
Jika perlu lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai arh sternum
-         
Jika bahu masih belum dapat dilahirkan:
o  
Masukkan tangan kedalam 
vagina
o  
Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap
fleksi pada siku, gerakan lengan kearah dada, sehingga bahu depan dapat
bergerak dibawah simfisis pubis
-         
Jika semua tindakan sebelumnya gagal, lakukan pilihan lain:
o  
Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu
depan
o  
Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan
belakang
Diagnosis
1.     
Inspeksi     : perut lebih
besar dari usia kehamilan
2.     
Palpasi       : kepala tidak
masuk ke pintu atas panggul
3.     
 
B.    
 KEMBAR SIAM
1.     
Definisi 
Kembar siam adalah
keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot
dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus
kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa
bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25% , dan kebanyakan berjenis kelamin
perempuan. Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang
dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di siam (sekarang Thailand). Kasus kembar
siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari inggris yang
lahir di tahun 1100 an.
2.     
Penyebab 
Banyak factor diduga
sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat penyubur yang
dikonsumsi dengan tujuan agar sel telr matang secara sempurna, juga di duga
dapat memicu terjadinya bayi kembar. 
Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi  sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel
telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak bahkan sampai lima dan enam.
3.     
Proses Kembar Siam
Secara garis besar,
kembar dibagi menjadi dua . Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan
Dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran
kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Masa pembelahan sel
telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12 hari dan 13
hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamnitonik yaitu rahim
punya dua selapur ketuban dan dikorionik yaitu rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya
punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat
banyak makanan sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih
membelah dengan baik.
Peda pembelahan ke
empat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga
kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya
terlalu lama, sehingga seltelur menjadi berdempet. Jadi kembr siam biasanya
terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keemp[at pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah
pembelahan pertama, karena janin bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat
pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu
pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan
dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi dan masalah lingkungan .
4.     
Presentasi Hidup
Sejumlah keseimpulan medis menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam
untuk setiap 200.000 kelahiran. Jadi jika indonesia berpenduduk 200 juta ada
peluang 1000 kasus kembar siam.
Dari semua kelahira kembar siam, diyakini tidak lebih dari 12 pasangan
kembar siam yang hidup di dunia. Saat silahirkan kembar siam sudah dalam
keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40%.
Dari mereka yang lahir hidup, 75% meninggal pada hari-hari pertama dan
hanya 25% yang bertahan hidup.
5.     
Pembagian Kembar Siam
dari seluruh kembar dempet, kebanyakan kembar dempet terjadi pada empat
anggota tubuh,m yaitu dada sebanyak 40%, perut 35%, kepala 12%, dan panggul antara
6 hingga 10%.
Ada beberapa jenis kembar siam:
·        
Thoracopagus : kedua tubuh bersatu dibagian
dada (thorax). Jantung selalau terlibat dalam kasus ini. Ketika jantunghanya
satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah (35-40%
seluruh kasus).
·        
Omphalopagus : kedua tubuh bersatu dibagian
bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi
biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan,
diagfragma dan organ-organ lain.
·        
Pygopagus : bersatu di bagian belakang
·        
Cephalopagus : bersatu di kepala dengan tubuh
yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena
kelainan serius diotak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa janus
yang bermuka dua) atau syncephalus.
·        
Craniopagus : tulang tengkorak bersatu dengan
tubuh yang terpisah 
·        
Dicephalus : dua kepala, satru tubuh dengan
dua kaki dan dua sampai empat tangan (dibrachius, tribachius, tetrabrachius).
·        
Ischiopagus : kembar siam anterior yang
bersatu dibagian bawah tubuh
·        
Ischio-omphalopagus : kembar siam yang
bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf Y. Mereka memiliki empat lengan
dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki stu sistem
reproduksi dan sistem pembuangan.
·        
Parapagus : kembar siam yang bersatu pada
bagian bawah tubuh dengan jantung yang sering kali dibagi
·        
Diprosopus : sartu kepala dengan duawajah
pada arah berlawanan
6.     
Diagnosis
a.      
Anamnesis
-         
Perut lebih besar dari tuanya kehamilan
-         
Gerakan janin dirasakan lebih banyak
-         
Uterus terasa lebih cepat membesar
-         
Riwayat hamil kembar
b.     
Inspeksi dan Palpasi
-         
Perut teraba lebih besar dari tuanya kehamilan
-         
Bagian kecil teraba lebih banyak
c.      
Auskultasi
Terdengar DJJ pada dua tempat yang agk
berjauhan dengan perbedaan kecepatan 10 denyut per menit
d.     
Rontgen
Terdapat gambaran dua janin
e.      
USG
Tampak dua janin pada trimester I
7.     
Perawatan Kembar Siam
Perawatan kembar siam sangat bervariasi tergantung pada keadaan. Banyak
orang tua membuat keputusan sulit untuk mengakhiri kehamilan. Prognosis dan
kualitas hidup membebani isu dalam pengambilan keputusan, serta kemungkinan
keberhasilan pemisahan. Jika bayi berbagi jantung atau otak, misalnya operasi
pemisahan mungkin tidak dapat dilakukan. Meski kelahiran kembar siam tergolong
unik namun bila tidak ada peran dari dokter anak, maka kelangsungan hidupnya
tidak akan bertahan lama, meski usia kembar siam diprediksi berlangsung
singkat.
Sebenarnya, kelahiran kembar siam sekaligus kelainannya bisa dideteksi
dengan pemeriksaan USG 3 dimensi atau 4 dimensi di usia 20 minggu.

Chepalopagus

Craniopagus

Diprosopus

Dichapalus                                                   
 
                
Ischiopagus                                                             

Isvhio
ophalopagus

  Ophalopagus

Pygopgus

Parapagus  

Thoracopagus
Daftar Pustaka
http://hotnitaritonga.blogspot.com/2012/11/distosia
-akibat-kelainan-janin.html?m=1 di akses tanggal 18 September 2013 pukul 14.30 WITA
http://nini-jubek.blogspot.com/2011/06/halaman-4-distosia-kelainan-janin.html?m=1 di akses
tanggal 18 September 2013 pukul 14.30 WITA
Nugraheny,
Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Yulianti, Devi. 2006.
Buku Saku Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL
DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN
BAYI BESAR DAN KEMBAR SIAM
Dosen Pengajar: Erni
Yuliastuti,M.Kes

Disusun Oleh:
Eka Desy Nur Isriyanti (PO7124112224)
Rizka Aulia Hasanah (PO7124112276)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
              JURUSAN KEBIDANAN REGULER III A
                     2013/2014
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar