Selasa, 21 Januari 2014

STRESSOR PADA KEHAMILAN



Faktor psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan diantaranya adalah stressor. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil (eksternal) :
a.    Stressor internal

Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.

o   Faktor fisiologis saat kehamilan

pengaruh perubahan hormon yang berlangsung selama kehamilan juga berperan dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak menentu, konsentrasi berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yang ditandai ibu sering murung. Ketidakmampuan dalam beradaptasi pada perubahan – perubahan fisik dapat mengakibatkan stress, misalnya dalam hal perubahan postur tubuh, mual dan muntah. Pada awal masa kehamilan, morning sickness merupakan hal yang seringkali menakutkan bagi ibu hamil dan hal tersebut sering pula menyebabkan kurangnya asupan makanan yang sehat, padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin dan gejala melawan makanan tidak sehat yang masuk dalam tubuh.

o   Faktor psikologis saat kehamilan

Ibu hamil yang memiliki kepribadian immature (kurang matang) biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia yang masih sangat muda, intovert ( tidak mau berbagi dengan orang lain) atau tidak seimbang antara prilaku dan perasaannya, cenderung menunjukkan emosi yang tidak stabil dalam menghadapi kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki kepribadian yang mantap dan dewasa. Faktor psikologis ini seperti ketakutan dan emosi yang kurang stabil. Seringkali ketakutan ini timbul dan membayangi pikiran ibu (ketakutan meninggal saat melahirkan, bayi lahir mati, rumah sakit, dokter, kesakitan ibu setelah melahirkan, dll). Salah satu tanda dari kehamilan, adanya kenaikan emosional. Mood yang turun naik merupakan hal yang biasa, seringkali sensitive dan sangat peka. Pada multipara stress dapat berasal dari rasa khawatir tidak dapat memberikan rasa sayang dan perhatian secara adil kepada bayi dan anak lainnya, juga khawatir akan riwayat komplikasi persalinan dan kehamilan yang lalu akan terulang kembali. Sehingga ibu tersebut lebih mudah mengalami depresi selama kehamilannya. Ia merasa kehamilannya merupakan beban yang sangat berat dan tidak menyenangkan.

b.    Stressor eksternal
       Stressor eksternal berasal dari orang lain. Sikap penerimaan atau penolakan orang lain terhadap individu. Faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa pengalaman ibu misalnya ibu mengalami masa anak-anak yang bahagia dan mendapatkan cukup cinta kasih berasal dari keluarga yang bahagia sehingga mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan maka ia pun akan terdorong secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang kepada anaknya. Selain itu pengalaman ibu yang buruk tentang proses kehamilan atau pernikahan yang meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga menimbulkan gangguan emosi yang mempengaruhi kehamilannya. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami hambatan gangguan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik. Gangguan emosi baik berupa stress atau depresi yang dialami pada trimester pertama kehamilan akan berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin sedang dalam masa pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau BBLR.
Bukan hanya itu pada pertumbuhan anaknya nanti anak dapat mengalami kesulitan belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang hiperaktif karena bila dalam kehamilan ibu merasa gelisah maka terjadi perubahan neorotransmiter di otaknya dan mempengaruhi sistem neorotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu dapat meningkatkan produksi neural adrenalin, ser tonin dan gotamin yang bisa masuk ke peredaran darah janin sehingga mempengaruhi sistem sarafnya.
Penyebab lain dari stress dapat berasal dari eksternal dimana terjadinya keretakan dalam rumah tangga, pengangguran atau adanya kematian anggota keluarga. Stress kronis dapat disebabkan dari keadaan rumah yang tidak tenang, KDRT, pekerjaan yang disertai stress atau perjalanan yang lama.
Terdapat tingkatan stress, yaitu stress yang ringan dimana orang tersebut tidak merasakan adanya perubahan atau rangsangan yang berarti sedangkan pada stress yang berat sebaliknya sehingga dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik seseorang seperti penyakit jantung, migraine, dan infeksi. Dampak lain, yaitu gangguan psikologi seperti kecemasan, kemarahan, depresi atau bahkan kematian. Selain itu, lingkungan juga merupakan faktor eksternal. Lingkungan terdiri dari; adat istiadat dimana individu hidup dan berinteraksi, bibit penyakit (virus, bakteri) dan keadaan geografis.
Untuk itu dalam memberikan asuhan antenatal, bidan harus mampu memberikan pendidikan parent eduction sejak kehamilan trimester I sehingga orang tua dapat pengetahuan terutama tentang perubahan yang terjadi selama kehamilan dan diharapkan bisa beradaptasi terhadap perubahan-perubahan psikologis tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar