Retensio
plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah
kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta (habitual
retensio plasenta). Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya
perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta
inkarserata, dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degerasi ganas korio
karsioma. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal,
maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat
menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda bisa ditemui adalah perdarahan segera,
uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang. (Prawirohardjo,
2005).
Penyebab retensio plasenta
Secara
fungsional dapat terjadi karena his kurang kuat (penyebab tepenting), dan
Plasenta sukar terlepas karenantempatnya (insersi di sudut tuba), bentuknya
(plasenta membranasea, plasenta anularis), dan ukurannya (plasenta yang sangat
kecil). 
Tanda dan gejala
Gejala yang
selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi
uterus baik. Gejala yang kadang-kadangtimbul: tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
Penilaian
retensio plasenta harus dilakukan dengan benar karena ini untuk menentukan
sikap pada saat bidan akan mengambil keputusan untuk melakukan manual plasenta,
karena retensio bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
a.      Plasenta adhesiva adalah
implantasi yang kuat dari jjonjot korion plasenta sehingga menyebabkan
kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
b.      Plasenta akreta adalah
implantasi jonjot koron plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium,
perlekatan plasenta sebagian atau total pada dindinguterus . pada plasenta
akreta vili chorialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim dari
pada biasa ialah sampai ke batas atas lapisan otot rahim. Plasenta akreta ada
yang kompleta, yaitu jika seluruh permukaannya melekat dengan erat pada dinding
rahim. Plasenta akreta yang parsialis, yaitu jika hanya beberapa bagian dari
permukaannya lebih erat berhubungan dengan dinding rahim dari biasa. Penyebab
plasenta akreta adalah kelainan desidua, misalnya desidua yang terlalu tipis.
c.       Plasenta inkreta adalah
implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati lapisan miometrium.
d.      Plasenta perkreta adalah
implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan miometrium hingga
mencapai lapisan serosa dinding uterus.
e.      Plasenta inkar serata
adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi
ostium uteri.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar