Selasa, 21 Januari 2014

RETENSIO PLASENTA




Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah kelahiran bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi retensio plasenta (habitual retensio plasenta). Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena sebagai benda mati, dapat terjadi plasenta inkarserata, dapat terjadi polip plasenta dan terjadi degerasi ganas korio karsioma. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang. (Prawirohardjo, 2005).
Penyebab retensio plasenta
Secara fungsional dapat terjadi karena his kurang kuat (penyebab tepenting), dan Plasenta sukar terlepas karenantempatnya (insersi di sudut tuba), bentuknya (plasenta membranasea, plasenta anularis), dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
Tanda dan gejala
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadangtimbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
Penilaian retensio plasenta harus dilakukan dengan benar karena ini untuk menentukan sikap pada saat bidan akan mengambil keputusan untuk melakukan manual plasenta, karena retensio bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
a.      Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jjonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
b.      Plasenta akreta adalah implantasi jonjot koron plasenta hingga mencapai sebagian lapisan miometrium, perlekatan plasenta sebagian atau total pada dindinguterus . pada plasenta akreta vili chorialis menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim dari pada biasa ialah sampai ke batas atas lapisan otot rahim. Plasenta akreta ada yang kompleta, yaitu jika seluruh permukaannya melekat dengan erat pada dinding rahim. Plasenta akreta yang parsialis, yaitu jika hanya beberapa bagian dari permukaannya lebih erat berhubungan dengan dinding rahim dari biasa. Penyebab plasenta akreta adalah kelainan desidua, misalnya desidua yang terlalu tipis.
c.       Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/melewati lapisan miometrium.
d.      Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
e.      Plasenta inkar serata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar