Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala
dan bahu dilahirkan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan
terlalu cepat dan tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan
perasat manual yang tepat dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah
terjadinya laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada
diameter 5-6 cm tengah membuka vulva (crowning) karena pengendalian kecepatan
dan pengaturan diameter kepala saat melewati introitus dan perineum dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. Bimbing ibu untuk meneran dan
beristirahat atau bernafas dengan cepat pada waktunya.
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan
anus. Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya akan memberikan anestesi
lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun, dalam keadaan darurat episotomi
dilakukan tanpa anestesi lokal. Episiotomi dilakukan untuk melebarkan jalan
lahir, jika:
·        
Perkiraan episiotomi memang
diperlukan, misanya jika bahu bayi tersangkut dan penolong persalinan
memperkirakan bahu tetap tersangkut jika tidak dibantu dengan episiotomi.
·        
Janin dalam keadaan stres dan
penolong persalinan menginginkan persalinan berlangsung lebih cepat.
·        
Episiotomi merupakan bagian dari
persalinan yang dibantu dengan forsep atau vakum.
·        
Daerah otot-otot perineum sangat
kaku, sehingga kemungkinan pasien akan mengalami luka yang lebih luas di
perineum atau labia (lipatan disisi kanan dan kiri vagina) jika tidak dilakukan
episiotomi.

Episiotomi dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus
episiotomi, atau dengan pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis
tengah, yang potongannya lurus ke bawah dengan anus atau mediolateral, yaitu
agak rendah ke sudut. Irisan midline umum di Amerika. Di negara lain irisan
mediolateral lebih populer.
Midline merupakan metode episiotomi yang paling mudah dilakukan
juga paling cepat dalam proses perbaikannya, namun cukup berisiko karena
robekan bisa sampai ke anus. Sedangkan medio cukup sulit dalam proses perbaikan
namun cukup melindungi anus.
Episiotomi
dilakukan untuk mencegah robekan yang luas dan tidak beraturan pada daerah
perineum. Keuntungan dilakukannya episiotomi, robeknya lebih mudah dijahit dan
hasilnya lebih bagus. Sedangkan kerugiannya, ada kemungkinan terjadi robekan
yang meluas sampai ke anus jika epsiotomi dalakukan tidak benar. Kemunginan
lain adalah nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat berhubungan intim.
Ada
suatu cara agar pada saat proses melahirkan terhindar dari episiotomi yaitu
dengan melakukan pijatan perineum pada 2 bulan terakhir menjelang persalinan
atau latihan Kegel (terutama pada fase relaksasi) dapat menghindari episiotomi.
Kadang digunakan kompres hangat untuk membantu perineum relaks. Ketika bayi
akan keluar, penolong persalinan akan menahan perineum dengan jari mereka.
Kemungkinan paling efektif menghindari tindakan episiotomi adalah dengan
melakukan proses persalinan yang benar, misalnya perlahan mengeluarkan kepala
bayi sesuai dengan tingkatan pembukaan vagina. Hindari tekanan yang terlalu
dipaksakan.
Di masa lalu, dianjurkan untuk melakukan episiotomy secara rutin
yang tujuannya adalah untuk mencegah robekan berlebihan pada perineum, membuat
tepi luka rata sehingga mudah dilakukan penjahitan (reparasi), mencegah
penyulit atau tahanan pada kepala dan infeksi tetapi hal tersebut ternyata
tidak didukung oleh bukti – bukti ilmiah yang cukup (Enkin, et, al, 2000;
Wooley, 1995). Tetapi sebaliknya, hal ini tidak boleh diartikan bahwa episiotomi
tidak diperbolehkan karena ada indikasi tertentu untuk melakukan episiotomy
(misalnya, persalinan dengan ekstraksi cunam, distosia bahu, rigiditas
perineum, dsb). Para penolong persalinan harus cermat membaca kata rutin pada
episiotomi karena hal itulah yang tidak dianjurkan, bukan episiotominya.
Episiotomi rutin
tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan :
·        
Meningkatnya jumlah darah yang
hilang dan risiko hematoma
·        
Kejadian laserasi derajat tiga
atau empat lebih banyak pada episiotomy rutin dibandingkan dengan tanpa
episiotomy
·        
Meningkatnya nyeri  pascapersalinan di daerah perineum
·        
Meningkatnya risiko infeksi
(terutama jika prosedur PI diabaikan).
Indikasi untuk
melkaukan episiotomy untuk mempercepat kelahiran bayi bila didapatkan :
·        
Gawat janin dan bayi akan
segera dilahirkan dengan tindakan
·        
Penyulit kelahiran per vaginam
(sungsag, distosia bahu, ekstraksi cunam (forceps atau ekstraksi vaccum)).
·        
Jaringan perut pada perineum
atau vagina yang memperlambat kemajuan persalinan
DAFTAR
PUSTAKA
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi Asosiasi
Unit Pelatihan Klinik Organisasi Profesi. 2012. Asuhan Persalinan Normal. -
Revina. 2013. Mengenal
Episiotomi. http://bidanku.com/mengenal-episiotomi.
Online diunduh pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 15.00 WITA
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar