Selasa, 21 Januari 2014

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN



Unwanted pregnancy atau di kenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bias merupakan akibat dari suatu prilaku seksual atau hubungan seksual, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Factor-faktor penyebab unwanted pregnancy

·               Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche)
·               Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang prilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan.
·               Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan
·               Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak)
·               Alasan karir atau masih sekolah ( kerena kehamilan dan konsekuensi lainnyayang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar)
·               Kehamilan karena incest
Pencegahan Unwanted Pregnancy
·         Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
·         Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahh raga, seni dan keagamaan
·         Hindara perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.


Akibat Unwanted Pregnancy
Bermula dari hulbungan seks pra nikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yang tidak di inginkan (KTD). Ada dua hal yang bissa dilakuak oleh remaja , yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, pisikis, social dan ekonomi.
Bila kehamilan di pertahankan :
     Risiko fisik:
      Kehamilan pada usia dini bias menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan , bahkan sampai pada kematian.
   Risiko psikis atau psikologis
          Ada kemungkinan pihak  perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau  mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mau menikah , hal ini bisa juga mengakibatkan perkawinan bermasalah dan penuh konflik karena sama – sama belum dewasa dan siap memikul  tanggung jawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan akan dibebani oleh berbagai perasaan tidak nyaman seperti dihantui rasa malu terus menerus , rendah diri , bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik , maka perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah.
      Resiko social
          Salah satu resiko social adalah berhenti atau putus sekolah atas kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Hingga saat ini masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi yang hamil. Risiko sosial lain adalah menjadi objek pembicaraan , kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati  dan dianggap buruk  karena melahirkan anak diluar nikah. Di Indonesia , melahirkan anak diluar nikah masih sering menjadi beban orang tua.
  Resiko ekonomi
             Merawat kehamilan , melahirkan dan membesarkan bayi atau anak membutuhkan biaya besar.

Bila kehamilan diakhiri (Aborsi)
    Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan (Aborsi) bila hamil. Jika di Negara maju yang melegalkan aborsi , bisa dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Dinegara kita lebih sering dilakukan dengan cara yang tidak aman bahkan tidak lazim dan oleh dukun aborsi bisa mengakibatkan dampak negative secara fisik, pisikis , dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak aman.
Resiko fisik
      Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu resiko aborsi . aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan kemandulan. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu kematian.
Resiko psikis
      Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut  , panik, tertekan atau stres, trauma mengingat bpropses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena bersalah , atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga sering kehilangan kepercayaan diri.
Resiko sosial
     Ketergantungan pada pasangan seringkali menjadi lebih besar  karena perempuan merasa tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi . selanjutnya remaja perempuan lebih sulit menolak ajakan seksual pasangannya. Resiko lain adalah pendidikan menjadi terputus atau masa depan terganggu.
Resiko ekonomi
     Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakin tinggi.

Penanganan kasus  unwanted pregnancy (KTD) pada remaja
·         Bersikap bersahabat dengan remaja
·         Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
·         Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan apabila belum bisa              terselesaikan suypaya dikonsoltasikan kepada dokter ahli.
·         Memberikan alternative penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada remaja yaitu:
a.     diselesaikan secara kekeluargaan
b.    segera menikah
c.     konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana
d.    pemeriksaan kehamilan sesuai standar
e.    bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater
f.      bila ada resiko tinggi kehamilan , rujuk ke SpOG
g.     bila tidak terselesaikan dengan menikah , anjurkan kepada keluarga supaya menerima dengan baik
h.    bila ingin melakukan aborsi , berikan konseling resiko aborsi


 Peran Bidan dalam menanggulangi kehamilan tidak diinginkan
a)      Memberikan penyuluhan kepada para remaja tentang seks education khususnya dan kepada masyarakat umumnya       
b)      Memberikan penyuluhan kepada para orang tua yang mempunyai anak untuk mengawasi mereka agar tidak memberikan kesempatan untuk memasuki pergaulan bebas. Serta untuk tetap memperhatikan setiap perkembangan anak dan pembentukan kepribadiannya.
c)      Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang sudah berumah tangga untuk menggunakan kontrasepsi secara tepat guna agar tidak terjadikegagalan kontrasepsi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar