BAB I
TINJAUAN TEORI
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR
KB SUNTIK 3 BULAN (DEPO PROGESTIN)
A.
Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang
berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Di Indonesia sejak zaman dulu telah
dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia
keluarga berencana moderen mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok
ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat
memecahkan masalah-masalah pertumbuhan penduduk.
Secara ringkas, inovasi teknologi
kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana seperti kondom, pil KB, suntik, susuk
dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan seperti
tubektomi dan vasektomi.
Misi Program KB Nasional salah
satunya adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi.
Hasil studi pendahuluan di Jakarta terhadap 10 akseptor KB suntik, dimana 6
akseptor (60%) diantaranya tidak mengetahui tentang KB suntik, dan 4 (40%)
diantaranya mengetahui tentang KB suntik. Ketepatan waktu suntik kembali sangat
penting bagi akseptor KB suntik tersebut karena bila tidak tepat untuk suntik
kembali maka dapat menyebabkan kehamilan.
Program KB secara Nasional berkaitan
erat dengan program Nasional di bidang kesehatan, karena program KB Nasional
bersifat mendukung dan mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan.
Program Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk
meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran, memperkecil angka
kematian dan peningkatan kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB)
salah satunya KB suntik pada dasarnya kurang berhasil yang dipengaruhi oleh
pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap, jumlah anak, dukungan
suami. Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik adalah tingkat pengetahuan ibu, sikap dan
faktor pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang KB diperlukan
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka
kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang.
Keluarga
Berencana menurut
UU No. 10 th 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
Kontrasepsi
suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman. Sebelum
disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan
KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
Kotrasepsi suntik adalah alat
kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian
masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik yang sering digunakan adalah Noretisteron
Enentat, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), dan cyclofem. Salah satu kontrasepsi modern yang
sering digunakan antara lain adalah DMPA yang berisi Depo Medroksi
Progerteron Asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.
Kontrasepsi
suntikan progestin
mencegah terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intra muskuler yang berdaya
kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan berhubungan
seksual,
mengandung hormon progesteron dan tidak mengganggu produksi ASI.
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi
berupa cairan, yang hanya berisi hormone progesterone disuntikkan ke dalam
tubuh wanita secara periodik.
B.
Jenis
Kontrasepsi Suntik
Tersedia 2 jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1.
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
Mengandung 150mg DMPA yang diberikan
tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intra Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy
progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti
progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk
mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus
habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo
provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam
pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan
kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya belum
didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
2.
Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat)
Mengandung 200mg noratin dion
anontat, diberikan setiap 2 bulan
dengan cara disuntik intra muskuler.
Norigest adalah
obat yang disuntikkan. (1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate
dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor
oil dalam perbandingan 4:6). Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma
melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas
biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus
mungkin akan terjadi flek, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap
calon akseptor akan kemungkinan hal ini.
C.
Cara Kerja
Secara umum kerja dari KB suntik
adalah:
1.
Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak
terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah
ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
2.
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami
penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan
siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan
di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
3.
Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai
persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
4.
Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan
terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
D.
Keuntungan
1.
Keberhasilan KB suntik 3 bulan 99,7 %
2.
Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi
sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi
kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
3.
Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui,
Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga
kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam
air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada
pertumbuhan serta perkembangan bayi.
4.
Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang
serius terhadap kesehatan.
5.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
6.
Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak
akan tetapi masih enggan atau tidak mau untuk dilakukan sterilisasi.
7.
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
menopause.
8.
Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.
E. Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak di
luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti
menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa. Jarang terjadi perdarahan yang
banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau
kunjungan berkala untuk evaluasi.
F. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi
suntik antara lain: jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka
panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini
belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan senggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok
menggunakan kontrasepsi suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi
:
1.
Usia reproduksi (20-30 tahun)
2.
Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
4.
Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
5.
Pasca persalian dan tidak menyusui
6.
Anemia
7.
Nyeri haid hebat
8.
Haid teratur
9.
Riwayat kehamilan ektopik
10.
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
G. Kontra Indikasi
1.
Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin >
100.000 kelahiran)
2.
Ibu menginginkan haid teratur
3.
Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4.
Ibu yang menderita sakit kuning (liver),
5.
Kelainan jantung,
6.
Varises (urat kaki keluar),
7.
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
8.
Kanker payudara atau organ reproduksi,
9.
Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan
perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
10.
Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
11.
Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
12.
Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
13.
Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral
kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen
14.
Adanya penyakit kanker hati
15.
Depresi berat. (Everent,2007)
H. Waktu Mulai Penggunaan:
1.
Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
adalah sebagai berikut:
a.
Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
b.
Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan
setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
c.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.
d.
Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan
ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan sebelumnya.
e.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal
yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil,
dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik
setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
2.
Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus
haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
a.
Bila suntikan pertama diberikan setelah haid ke 7 siklus
haid, tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
b.
Bila Ibu tersebut
pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
c.
Bila pasca persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah
mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
d.
Bila pasca persalinan <6 bulan dan menyusui, jangan
diberikan suntikan kombinasi.
e.
Pasca keguguran suntikan suntikan kombinasi dapat segera
diberikan atau dalam waktu 7 hari.
f.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.
g.
Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan
ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan sebelumnya. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya.
I.
Cara Penggunaan
1.
Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan setiap
90 hari pemberian kontrasepsi suntikan nonsterat untuk 3 injeksi berikutnya
diberikan setiap 8 minggu mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12
minggu.
2.
Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil atau iso propil alkohol 60-90% biarkan kulit kering sebelum
disuntik.
3.
Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya
gelembung-gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat
endapan putih pada dasar vial, upayakan menghilangkannya dengan cara
menghangatkannya.
J.
Efek Samping
1.
Gangguan haid seperti:
a.
Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b.
Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c.
Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting).
d.
Tidak haid sama sekali atau amenorhoe.
2.
Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya).
3.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu,harus menunggu sampai
masa efektifnya habis (3 bulan).
4.
Berat badan bertambah, umumnya pertambahan berat badan
tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun
pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena
bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang
pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan
lebih banyak daripada biasanya.
5.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS,
hepatitis B dan virus HIV.
6.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan
karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7.
Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun
penggunaan dapat:
a.
Menurunkan kepadatan tulang.
b.
Menimbulkann kekeringan pada vagina.
c.
Menurunkan libido.
8.
Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala,
panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain.
K. Yang Perlu Diwaspadai Akseptor
1.
Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan
kehamilan
2.
Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan
ektopik tergantung.
3.
Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4.
Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang
berat/kaburnya penglihatan.
5.
Perdarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2
kali lebih banyak dalam waktu 1 periode masa haid.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogya: Pustaka Rihanna.
Prawirohardjo sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, I.A.C, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB
Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar