BAB
I
TINJAUAN
TEORI
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER
II
A.  Pengertian
Menurut  Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono Prawirohardjo,
2011). 
Kehamilan trimester II adalah usia kehamilan mulai
dari 13-27 minggu, pada trimester II ini untuk pertama kalinya ibu merasakan
gerakan janin sehingga ibu memilik dorongan psikologi yang kuat untuk menjadi
orang tua. (Sarwono Prawirohardjo, 2011).
B.  Klasifikasi
Kehamilan diklasifikasikan dalam
3 trimester menurut Sarwono Prawirohardjo, 2011.
1.    Trimester kesatu, dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).
2.   
Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu).
3.   
Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).
C.  Tujuan Asuhan Antenatal
Care (ANC)
Asuhan kehamilan atau ANC merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya (Saifuddin,2001).
Dengan tujuan:
1.        
Membangun rasa saling percaya antara
klien dan petugas kesehatan.
2.        
Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik
bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.
3.        
Memperoleh informasi dasar tentang
kesehatan ibu dan kehamilannya.
4.        
Mengidentifikasi dan menata laksana
kehamilan risiko tinggi.
5.        
Memberikan pendidikan kesehatan yang
diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi.
6.        
Menghindarkan gangguan kesehatan selama
kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.
7.        
Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social ibu dan bayi.
8.        
Mengenali
secara dini, adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
9.        
Mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
10.     Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif .
11.     Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
D.  Tanda-Tanda
Kehamilan
1.   
Tanda
Tidak Pasti/ Tanda Presumtif
a.   
Amenore
(Tidak datang bulan)
Setelah ovum
dikeluarkan dari folikel deGraf matang di ovarium, maka folikel ini akan berubah
menjadi korpus luteum yang berperan dalam siklus menstruasi dan mengalami
degenerasi setelah terjadinya menstruasi. Bila ovum dibuahi oleh spermatozoa
maka korpus luteum akan dipertahankan oleh korionik gonadotropin yang
dihasilkan oleh sinsiotrofoblas di sekitar blastokis menjadi korpus luteus
kehamilan. Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak
dilepaskan sehingga amenore  dianggap
sebagai tanda kehamilan, namun tidak
datang haid dapat juga terjadi pada wanita dengan penyakit kronik, tumor
hipofise, perubahan faktor-faktor lingkungan, malnutrisi dan (yang paling
sering) gangguan emosional terutama pada mereka yang tidak ingin hamil atau
malahan mereka yang sangat ingin hamil (dikenal dengan pseudocyesis atau hamil semu.
b.   
Mual
dan Muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari yang dissebut morning sickness. Akibat mual dan muntah
dapat mengurangi nafsu makan. Mual dan muntah tidak dapat
dikatakan sebagai tanda pasti kehamilan karena penyakit metabolik lain dapat
pula menimbulkan gejala yang serupa. Emesis pada kehamilan digolongkan normal
apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama.
c.   
Payudara
tegang.
Konsentrasi
tinggi estrogen dan progesteron
yang dihasilkan oleh plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan
membesar) serta
somatomatrofin menimbulkan defosit lemak, air, garam pada payudara.
Namun payudara yang tegang dan membesar juga dapat terjadi pada wanita pengguna
kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak atau ovarium, pengguna rutin obat
penenang, dan hamil semu (pseudocyesis).
d.   Pigmentasi Kulit
Efek
stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan
pigmentasi kulit pada area wajah (dahi, hidung, pipi, dan
leher) yang disebut dengan chloasma gravidarum. Pada dinding perut dinamakan (striae lividae,
striae nigra, linea alba
makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae).
Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi
normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area
hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan
berwarna putih keperakan.
e.   
Rasa lelah (fatigue)
     Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya Basal Metabolic Rate (BMR)                           dalam
trimester pertama kehamilan.
f.     Sering Miksi
     Desakan uterus yang semakin besar mengarah kedepan menyebabkan                             kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.
g.    Konstipasi dan Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan dalam buang air
besar. Konstipasi juga dapat disebabkan pola makan.
h.   
Ngidam
2.    Tanda Kemungkinan Hamil
a.    Rahim membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin
bundar bentuknya.
b.    Reaksi Kehamilan Positif
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui
kadar hormone hCG (chorionic
gonadotropin) dalam
urine.
c.    Tanda Piscasecks
Yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah  sehingga menonjol jelas kearah pembesaran
tersebut.
d.   Goodell sign
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut dengan cara
menggoyang-goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa pantulan disisi lain (tanda hegar).
Konsistensi rahin dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus.
e.    Braton Hicks
Bila uterus dirangsang akan mudah berkonsentrasi.
f.     Tanda Chadwiks
Yaitu dinding vagina yang mengalami kongesti, atau
warna kebiru-biruan .
3.    Tanda Pasti Hamil
Digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan.
a.    Terasa gerakan janin
Pada primigravida mulai terasa pada usia kehamilan 18
minggu dan multigravida terasa pada usia kehamilan 16 minggu.
b.    Teraba bagian-bagian janin
Yaitu pemeriksaan dengan cara palpasi menurut Leopold
pada akhir trimester ke II
c.   
DJJ
(Denyut jantung Janin),
dapat didengar dengan:
1)     
Fetal
electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu
2)     
System
Doppler pada kehamilan 12 minggu 
3)     
Stetoskop
linec pada kehamilan 18-20 minggu.
d.  
Pada
pemeriksan dengan USG dapat terlihat gambaran janin berupa kantong janin,
panjang janin, dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya
kehamilan
E. 
Pertambahan
Berat Badan Ibu Hamil
Berat
badan ibu hamil akan bertambah sesuai dengan usia kehamilan karena pertumbuhan
janin menurut Salmah, 2006.
| 
Usia Kehamilan | 
Rata-Rata Berat Badan Janin | 
Rata-Rata Panjang Badan Janin | 
Pertambahan
  Berat Badan Normal Ibu | 
| 
0-12
  Minggu 
(Trimester I) | 
15 Gram | 
6,5 Cm | 
1
  Kg Dari Berat Badan Sebelum Hamil | 
| 
13-27
  Minggu 
(Trimester II) | 
750 Gram | 
30 Cm | 
6
  Kg Dari Berat Badan Trimester I | 
| 
28-40
  Minggu 
(Trimester III) | 
3200 Gram | 
50 Cm | 
4
  Kg Dari Berat Badan Trimester II | 
Jika
pertambahan berat badan ibu lebih dari pertambahan berat badan normal, ibu
dapat melakukan diet. Kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi dengan
mengkonsumsi:
1.   
Roti, sereal, kentang dan nasi. Makanan
ini bagian utama dari diet karena mengandung karbohidrat, protein nabatidan vitamin B, makanan rendah lemak sangat
baik untuk ibu hamil.
2.   
Gandum mengandung lebih banyak vitamin dan mineral, zat besi dan asam folat adalah
pilihan yang baik selama kehamilan.
3.   
Daging, ikan, ayam, telur,
kacang-kacangan merupakan sumber utama protein hewani, vitamin dan mineral yang baik. 
4.   
Konsumsi juga ikan sarden atau salmon
setiap minggu untuk mendapatkan omega 3 yang baik untuk perkembangan otak
janin.
5.   
Susu adalah minuman yang mengandung kalsium
tinggi yang baik untuk pertumbuhan tulang janin dan merupakan sumber protein
yang baik.
F.  
Kebutuhan Ibu Hamil Trimester II 
Kebutuhan ibu
hamil trimester II menurut Manuaba, 2010 dan Syaifuddin Abdul Bari, 2007
1.   
Nutrisi
Anjurkan untuk
makan makanan yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan
janin. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau terlalu kurang perlu
mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan
berat badan tidak boleh lebih dari ½ kg tiap minggu. 
2.   
Olahraga ringan
Berguna untuk
mempersiapkan tubuh bagi persiapan persalinan yakni meliputi teknik penapasan
dan relaksasi selama proses persalinan berlangsung. Anjurkan untuk jalan-jalan
pada pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar.
3.   
Istirahat
Diperlukan untuk
menjaga keseimbangan fisik ibu hamil, jangan bekerja terlalu berat yang
menguras tenaga, tidur siang sangat menguntungkan dan baik untuk kesehatan.
4.   
Kebersihan 
Mandi diperlukan untuk kesehatan,
terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Anjurkan  untuk selalu menjaga personal hygiene
terutama kebersihan vulva dan tubuh.
5.   
Hubungan seksual
     Hamil
bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual
disarankan untuk dihentikan bila:
a.        
Terdapat
tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri/panas
b.        
Terjadi
perdarahan saat hubungan seksual
c.        
Terjadinya
pengeluaran air  yang mendadak
d.       
Hentikan
hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami  keguguran, persalinan sebelum waktunya,
mengalami kematian kandungan sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
6.    Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan  adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga menyerap keringat. Pakaian dalam atas dianjurkan yang longgar
dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara, pakaian dalam sering diganti
untuk menjaga kebersihan. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan
sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada
pinggang.
7.   
Memberikan zat besi
Dimulai dengan memberikan satu
tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual hilang, dan asam folat 500mg
minimal masing-masing 90 tablet.
8.   
Memberikan imunisasi TT
G. Jadwal
Pemeriksaan ANC
1.        
Pemeriksaan
pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
(K1 murni).
2.        
Pemeriksaan
ulang
Dilakukan minimal sekali kunjungan antenatal pada
trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu), sekali kunjungan antenatal  pada
trimester II (usia kehamilan 13-27 minggu), dan sebanyak dua kali kunjungan
antenatal pada trimester III (usia kehamilan diatas 28-40 minggu).
3.        
Pemeriksaan
Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil.
H.  Pelayanan
Asuhan ANC
Pelayanan asuhan ANC
adalah pemeriksaan antenatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan standar:
1.      Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Penimbangan berat badan
pada setiap kali kunjungan antenatal di lakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 Kg selama
kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan
janin. 
Pengukuran tinggi badan
pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menepis ada nya faktor resiko pada
ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 Cm meninggkatkan resiko untuk
terjadi nya CPD (Cephalo Pelvic
Disproportion).
2.      Ukur Tekanan
Darah 
Pengukuran tekanan
darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi (Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (Hipertensi
disertai edema wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria).
3.      Tentukan nilai status gizi (mengukur lingkar lengan
atas/LILA).
Normal: 23,5 cm.
Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK).
Pengukuran LILA dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK).
4.   
Ukur Tinggi
Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan ANC dilakukan
untuk menentukan usia kehamilan (UK), mendeteksi pertumbuhan janin, serta menghitung taksiran berat janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita
pengukur setelah kehamilan 24 Minggu. Dengan Rumus:
a.      
Menentukan umur kehamilan (rumus Mc Donald)
1.   
TFU(cm) = UK (dalam bulan) x 4 1/3
= UK (dalam minggu)                           3,5                   
2.   
TFU(cm) x 8/7 = UK (dalam
minggu)
b.     
Menentukan taksiran berat janin (rumus Johnson)
1.     
Bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul (PAP)            (TFU – 12) x 155
gram 
2.     
Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
(TFU-11) x 155 gram
5.      Tentukan presentasi janin dan menghitung Denyut Jantung Janin
Menentukan presentasi
janin dilakukan pada akhir trimester II dan setiap kali kunjungan ANC. Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian
bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke PAP berarti ada
kelainan posisi janin, atau kelainan panggul sempit.
Penilaian DJJ dilakukan
pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal usia
kehamilan ≥ 13 minggu. DJJ normal 120-160 kali/menit.
6.      Memberikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasi  TT dengan cara menanyakan
kepada ibu status imunisasi TT ibu sebelum hamil. Pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (Kusmiyati
dkk, 2008)
| 
Antigen | 
Interval (selang waktu minimal) | 
Lama perlindungan | 
Perlindungan | 
| 
TT-1 | 
Pada kunjungan ANC pertama | 
- | 
- | 
| 
TT-2 | 
4 minggu setelah TT-I | 
3 tahun* | 
80% | 
| 
TT-3 | 
6 bulan setelah TT-2 | 
5 tahun | 
95% | 
| 
TT-4 | 
1 tahun setelah TT-3 | 
10 tahun | 
95% | 
| 
TT-5 | 
1 tahun setelah TT-4 | 
25 tahun/seumur hidup | 
99% | 
Keterangan* apabila dalam waktu 3 tahun wanita usia
subur tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan
terlindungi dari tetanus neonatorum.
Jika pada kontak pertama ibu mengatakan sudah imunisasi
TT-1 kali
sebelum menikah, maka saat kontak pertama ANC ibu
diimunisasi TT-2 dan imunisasi selanjutnya sesuai jadwal. Ibu hamil minimal memiliki status
imunisasi TT-2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil
dengan status imunisasi TT 5 (TT Long
Live) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
7.      Memberikan Tablet
Fe minimal 90 tablet selama kehamilan 
Untuk mencegah anemia
gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat
besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak
kontak pertama. 
8.      Pemeriksaan
laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan laboratorium khusus.
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
dilakukan pada seriap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah dan pemeriksaan
spesifik daerah endemis malaria HIV, dll. Sementara pemeriksaan laboratorium
khusus adalah pemeriksaan laboatorium lain yang dilakukan atas indikasi lain
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada antenatal tersebut meliputi :
a.    Pemeriksaan
golongan darah 
Pemeriksaan golongan
darah pada ibu hyamil tidak hanya untuk mengetahui golongan darah ibu melainkan
juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. 
b.    Pemerikasaan
hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali
pada trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam  kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah
pada ibu hamil pada trimester ke II dilakukan atas indikasi.
c.    Pemeriksaan
protein dalam urin
Pemeriksaan protein
dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas
indikasi. Pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui adanya proteinnuria pada
ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia
pada ibu hamil.
d.   Pemeriksaan
kadar gula darah 
Ibu hamil yang di
curigai menderita diabetes melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah
selama kehamilannya minimal sekali pada trimester I, sekali pada trimester ke
II dan sekali pada trimester ke III.
e.    Pemeriksaan
darah malaria 
Semua ibu hamil di daerah
endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada
kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan
darah malaria apabila ada indikasi. 
f.     Pemeriksaan
tes sifilis 
Pemeriksaan tes sifilis
di lakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita
sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
h.    Pemeriksaan
Basil Tahan Asam (BTA)
Dilakukan pada ibu
hamil yang dicurigai tuberkulosis sebagaui pencegahan agar infeksi tuberkulosis
tidak mempengaruhi kesehatan janin. 
Selain pemeriksaan
tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
lainnya di fasilitas rujukan.
9.      Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil
pemeriksaan ANC dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang
ditemukan pada ibu hamil, tenaga kesehatan wajib memberikan pelayanan sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat
dilayani dirujuk sesuai dengan sistem 
rujukan.
10.  Temu wicara (konseling)
Temu wicara atau
koseling dilakukan pada setiap kunjungan ANC yang meliputi:
a.    Kesehatan
ibu 
b.    Perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
c.    Peran
suami/atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
d.   Tanda
bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
e.    Asupan
gizi seimbang 
f.     Gejala
penyakit menular dan tidak menular 
g.    Penawaran
untuk melakukan testing dan konseling HIV di daerah terkonsentrasi HIV/bumil
risiko tinggi terinfeksi HIV
h.    Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
i.      KB
paska persalinan
j.      Imunisasi
k.    Peningkatan
kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
Booster)
I.    
Pemeriksaan Kebidanan (Rukiyah, dkk
2009)
1.        
Anamnesa
a.    Anamnesa identitas istri dan suami :
Nama, Umur, Agama, Pendidikan,                                                           Pekerjaan, Dan Alamat.
b.    Anamnesa umum:
1)       
Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, dan perkawinan.
2)       
Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir. Bila hari
pertama haid terakhir (HPHT) diketahui maka dapat diketahui taksiran tanggal persalinan (TTP) memakai rumus Neagle:
a)       
HPHT bulan Januari-Maret
TTP= Hari+7,
bulan +9, tahun tetap
b)       
HPHT bulan April-Desember
TTP= 
hari+7, bulan-3, tahun+1 
3)       
Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, kehamilan ektopik  atau kehamilan mola sebelumnya.
2.        
Pemeriksaan fisik
a.   
Inspeksi
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan menyeluruh.
1)       
Muka             : adanya cloasma
gravidarum, odem, serta terlihat                               pucat atau tidak.
2)       
Mata              : warna konjungtiva dan sklera.
3)       
Hidung          : kebersihan hidung, serta ada atau tidaknya                                        pernapasan cuping hidung.
4)       
Lidah             : kebersihan lidah serta warna lidah.
5)       
Mulut                        : keadaan bibir (pecah-pecah atau kering),
ada atau                             tidaknya stomatitis, serta perdarahan gusi.
6)       
Leher             :
apakah vena terbendung, apakah tampak perbesaran                         kelenjar thyroid.
7)       
Mammae       : simetris atau tidaknya mammae serta pigmentasi                               putting susu.
8)       
Abdomen      : apakah ada luka bekas operasi, simetris atau tidaknya                       pembesaran abdomen dengan usia kehamilan,
serta                       ada atau tidaknya striae gravidarum.
9)       
Ekstremitas   : ada atau tidaknya varises dan odem.
b.   
Palpasi
1)       
Leopold 1      : Menentukan
TFU dan bagian teratas janin (apakah                           teraba bagian yang lunak dan besar serta
tidak                                 melenting/bokong, atau teraba bagian bulat,
keras dan                     melenting/kepala) di fundus uteri. Dari pemeriksaan                         leopold dapat ditentukan usia kehamilan
serta                                    taksiran berat janin.
2)       
Leopold 2      : menentukan bagian janin yang ada di kanan atau kiri                        ibu.
Dari pemeriksaan leopold 2 dapat dihitung DJJ                 dengan menentukan letak punggung janin.
3)       
Leopold 3      : menentukan bagian
terbawah janin. Apakah teraba                           bagian yang lunak dan besar serta tidak
melenting                                  (bokong), atau teraba bagian bulat, keras dan
                                    melenting (kepala).
4)       
Leopold 4      : menentukan apakah bagian terendah janin sudah                               masuk PAP (jari-jari pemeriksa tidak bisa                                              bertemu/konvergen) atau belum masuk PAP
(jari-jari                        pemeriksa saling bertemu/divergen).
c.   
Auskultasi
Dilakukan untuk mendengarkan DJJ. Normal 120-160 kali/menit.
d.  
Perkusi
1)       
Nyeri ginjal
Pemeriksaan
perkusi dilakukan
di dinding abdomen belakang pada costo vertebral. Dengan dialasi tangan kiri,
kita lakukan perkusi dengan kepalan tangan kanan. Pada peradangan/infeksi
saluran kemih akan didapat tanda nyeri pada perkusi.
2)       
Refleks 
Pemeriksaan
perkusi dilakukan untuk mengetahui refleks ibu hamil dengan mengetuk tendon
kaki dengen refleks hammer.
e.   
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kadar Hb, protein urine dan glukosa urine.
J.   
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) dalam pelayanan ANC Terpadu
Materi KIE efektif dalam
pelayanan ANC terpadu antara lain:
a.       Persiapan
persalinan meliputi :
1)       
Tabungan bersalin 
       Tabungan bersalin atau Tabulin
dipersiapkan selama kehamilan agar saat bersalin dana yang dibutuhkan sudah
tersedia.
2)       
Tempat persalinan
       Ibu dapat menentukan tempat persalinan
apakah ingin bersalin di fasilitas kesehatan seperti BPM, Klinik Bersalin, atau
Rumah Sakit.
3)       
Transportasi rujukan
Transportasi rujukan
disiapkan agar jika ibu bersalin mengalami kegawat daruratan segera dapat
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki penanganan kegawat
daruratan.
4)       
Penolong persalinan
Ibu dapat menentukan
penolong persalinan seperti Bidan atau Dokter
5)       
Calon donor darah
       Pendonor darah disiapkan sehingga bila ibu
membutuhkan transfusi, pendonor sudah tersedia.
6)       
Pendamping persalinan
Suami SIAGA (siap antar
jaga)
b.      Tanda-tanda
bahaya kehamilan
1)       
Perdarahan pervaginam
2)       
Pusing yang berkepanjangan, hebat, dan
menetap
3)       
Kaki, tangan, dan wajah bengkak
4)       
Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90
mmHg.
5)       
Pandangan kabur
6)       
Gerakan janin kurang dari 10 kali dalam
24 jam.
c.       Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif 
1)       
Kontak kulit antara ibu dan bayi (Skin To Skin Contact) untuk IMD
Memberitahu ibu bahwa
kontak kulit antara ibu dan bayi saat IMD penting untuk mencegah bayi
kehilangan panas.
2)       
Kolostrum
Memberitahu ibu bahwa
kolostrum atau ASI pertama dari ibu penting untuk kecerdasan bayi
3)       
Rawat gabung
Rawat gabung antara ibu
dan bayi diperlukan untuk mendukung proses IMD
4)       
ASI saja 6 bulan
Memberitahu ibu
pentingnya ASI eksklusif sampai umur bayi 6 bulan dan tidak memberikan susu
formula sebagai pendamping ASI.
5)       
Keinginan untuk menyusui 
Memberitahu ibu
tercapainya proses IMD yang baik didukung oleh keinginan ibu sendiri dalam
memberikan ASI kepada bayinya.
6)       
Menjelaskan pentingnya ASI
d.      Gizi
1)       
Suplementasi tablet besi
2)       
Mengkonsumsi garam beryodium 
3)       
Mengkonsumsi makanan padat kalori dan
kaya zat besi
4)       
Pemberian makanan tambahan 
e.       Istirahat
Agar ibu hamil tidak
mudah lelah saat beraktivitas ibu diberitahu agar istirahat ± 1-2 jam disiang
hari dan ± 7-8 jam dimalam hari.
f.       Pakaian
Pakaian yang dianjurkan  adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari
katun, sehingga menyerap keringat. Pakaian dalam atas dianjurkan yang longgar
dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara, pakaian dalam sering diganti
untuk menjaga kebersihan. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan
sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada
pinggang.
g.      Keikutsertaan
ibu dalam kelas ibu hamil
1)       
Setiap ibu hamil menggunakan buku KIA
2)       
Bertukar pengalaman diantara ibu hamil
3)       
Senam hamil
h.      Peningkatan
Kesehatan Intelegensia Pada Kehamilan (Brain Booster)
1)       
Berkomunikasi dengan janin
2)       
Musik untuk menstimulasi janin
3)       
Nutrisi gizi seimbang untuk ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiayati, Dkk. 2009.  Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta:
Fitramaya.
Kolaborasi Tim
Penyusun. 2012. Pedoman Pelayanan
Antenatal Terpadu. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu
Dan Anak Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
Manuaba, Dkk. 2010. Ilmu
Kebidanan,
Penyakit Kandungan Dan Kb. Jakarta: EGC.
Mochtar,R. 1998. Sinopsis
Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mufdilah.
2009. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo Sarwono.
2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
BAB
II
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN
PADA
IBU HAMIL TRIMESTER II
DI
PUSKESMAS PEMURUS DALAM BANJARMASIN
Tgl 13 Januari 2014 jam
09.30 WITA
Identitas
No. Reg: 5730
·          
Nama                    :
Ny. N.R                                Nama
Suami    : Tn. W.S
·          
Umur                    :
40 tahun                                Umur               : 42 tahun
·          
Pekerjan               : Tidak bekerja                        Pekerjaan         : Swasta
·          
Pendidikan           : SMP                                      Pendidikan      : SMP
·          
Agama                  :
Islam                                     Agama             : Islam
·          
Alamat                 :
Jalan Nakula V
Prolog  :
Sebelumnya ibu pernah datang ke Puskesmas Pemurus Dalam tanggal 16 Desember
2013 dengan keluhan mual muntah usia kehamilan 20 minggu. Keadaan Umum baik,
Tekanan Darah 130/90 mmHg, Nadi 78 kali/menit, Pernafasan 20 kali/menit, Berat
Badan sebelum hamil 57 Kg, Berat Badan saat hamil 63 Kg, Tinggi Badan 157 cm, Lingkar
Lengan Atas 27 cm, Hemoglobin 10,0 gr/dl, reduksi (-), albumin (-).
Subjektif: Hamil ke 6, datang ke Puskesmas Pemurus
Dalam dengan keluhan cepat capek ketika beraktifitas, Hari Pertama Haid
Terakhir 25 Juli 2013 Taksiran Persalinan 2 Mei 2014. Anak pertama lahir dengan
DK tahun 1998, spt, aterm, ♂, sehat, anak kedua lahir dengan DK tahun 2002,
spontan, aterm, ♂, sehat, anak ketiga lahir dibantu oleh Bidan tahun 2006
spontan, aterm, ♀, Berat Badan Lahir (BBL) 3000 gram, sehat, anak keempat lahir
dibantu oleh Bidan tahun 2013, spontan, aterm ♀, BBL 3100 gram, sehat, Ibu
pernah abortus tahun 2005.
Objektif: Keadaan Umum Baik, Tekanan Darah 130/90 mmHg,
Nadi 82 kali/menit, Pernapasan 20 kali/menit, Suhu 36,3° C, Berat Badan 64 Kg,
Tinggi Badan 157 cm, conjungtiva merah (tidak pucat), sklera putih (tidak
kuning). Mammae simetris tidak ada benjolan, puting susu menonjol, pembesaran
perut sesuai dengan usia kehamilan, terlihat bekas luka tersiram air panas pada
perut ibu. Tinggi Fundus Uteri 18 cm (sepusat), Taksiran Berat Janin 930 gram,
Gravida 22 minggu, pu-ka, DJJ (+) 142 kali/menit, pres-kep, bagian terendah
janin belum masuk Pintu Atas Panggul (konvergen) U. Ektremitas atas dan
bawah tidak odem.
Analisa: GVI PIV AI  umur kehamilan 23 minggu. Janin tunggal,
hidup.
Penata laksanaan:
1.      Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu
hamil 23 minggu atau 6 bulan, keadaan janin baik, perkiraan persalinan 2 Mei 2014, umur
kehamilan normal 37-42 minggu: ibu mengerti.
2.      Menjelaskan
kepada ibu cepat capek ketika beraktifitas saat hamil adalah normal disebabkan
berat janin yang terus bertambah, ibu tidak perlu khawatir: ibu mengerti.
3.     
Memberikan KIE:
a.        
Gizi
Menginformasikan ibu
untuk tidak berpantang makanan karena janin yang dikandung mendapat nutrisi
dari ibu, sebaiknya ibu banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan serta
minum air putih: ibu mengerti.
b.        
Istirahat dan tidur
Memberitahukan ibu
pentingya beristirahat disiang hari meskipun tidak tidur lebih kurang 1-2 jam:
ibu mengerti.
c.        
Kebutuhan ibu hamil
1)       
Personal hygine
Memberitahukan ibu untuk mandi 2 kali
sehari karena ekskresi keringat sangat hamil bertambah dan menjaga kebersihan
vulva dengan mengganti pakaian dalam apabila lembab.
2)       
Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan 
adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun, sehingga menyerap keringat.
Pakaian dalam atas dianjurkan yang longgar dan mempunyai kemampuan untuk
menyangga payudara, pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau
sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang: ibu
mengerti dengan penjelasan tentang kebutuhan ibu hamil.
d.       
Tanda-tanda bahaya kehamilan (perdarahan
pervaginam, pusing yang berkepanjangan dan menetap, kaki tangan dan wajah
bengkak, tekanan darah meningkat, demam tinggi, serta gerakan janin yang kurang
dari 10 kali dalam 24 jam) dan mengingatkan ibu untuk segera datang ke tenaga
kesehatan terdekat apabila merasakan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yang
telah disebutkan: ibu mengerti dan mengatakan akan segera memeriksakan diri ke
tenaga kesehatan terdekat jika merasakan tanda-tanda bahaya tersebut.
e.        
Menyepakati kunjungan ulang tanggal 10
Februari 2014, atau jika ibu ada keluhan, ibu mengerti dan mau kembali
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pemurus Dalam.
