MATERI KONSELING PADA IBU BERSALIN
A.    
Keluhan klien pada kala I
a.      Fase Laten (Dilatasi
serviks 0 – 3 cm)
Keluhan-keluhan pada fase laten:
·        
Ibu merasa seperti kram nyeri haid yang ringan
·        
Nyeri punggung bawah yang tumpul, sensasi rahim yang tegang
·        
Keluarnya mucus dan lendir berdarah sedikit
·        
Diare
·        
Kemungkinan ketuban pecah
·        
Ambulasi tanpa kesulitan
·        
Nyeri ringan sampai dengan sedang yang seiring dengan
kontraksi rahim
b.      Fase Aktif (Dilatasi serviks 4 – 10 cm)
Keluhan-keluhan pada fase
aktif:
·        
Akselerasi mulai banyak keluar lendir bercampur darah
·        
Kemungkinan ketuban pecah
·        
Nyeri punggung bawah persisten pada posisi oksiput AP
·        
Ambulasi tanpa kesulitan
·        
Slope-nyeri sedang sampai dengan berat yang seiring dengan
kontraksi rahim
B.     
Kondisi/Permasalahan klien
Klien akan merasakan rasa nyeri yang berlebihan dikarenakan rasa takut, serta
kecemasan akan bahaya persalinan.
Teknik dukungan
untuk mengurangi rasa nyeri
·        
Kehadiran
pendamping selama masa persalinan, sentuhan penghiburan dan dorongan orang yang
mendukung berperan besar dalam proses persalinan.
·        
Perubahan
posisi dan pergerakan, bantu klien untuk menemukan posisi senyaman mungkin.
·        
Sentuhan dan
massage, relaksasi sentuhan dari pasangan sangat membantu ibu agar tetap tenang
selama proses persalinan.
·        
Pengeluaran
suara atau teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan,
minta klien untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur dan keluarkan melalui
mulut
C.     
Pengertian Persalinan
·        
Persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157 ). 
·        
Persalinan
merupakan proses alamiah, tetapi meskipun proses alamiah, tidak semua ibu
bersalin mampu beradaptasi dengan persalinan terutama pada kala I (kala
pembukaan) yang menimbulkan nyeri hebat bagi si ibu.
·        
Persalinan kala II
adalah persalinan yang ditandai dengan gejala dan tanda telah terjadi pembukaan
lengkap, tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa
ingin mengedan saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium
telihat menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran
lendir dan darah.
D.    
Tujuan Asuhan Persalinan
·        
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang
ibu dan sayang bayi. (Saepudin,
2007:2010)
·        
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang
terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. (IBI, 2003)
E.     
Tanda-Tanda Persalinan
·        
Rasa sakit oleh
adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur. 
·        
Keluarnya lendir
bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. 
·        
Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya. 
·        
Pada pemeriksaan
dalam: serviks mendatar, pembukaan
telah ada dan setresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
·        
Lightening atau
settling atau dropping yaitu kepala janin turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. 
·        
Lightening pada multipara tidak begitu terlihat. 
·        
Perut kelihatan
lebih melebar, fundus uteri turun. 
·        
Perasaan ingin sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin. 
·        
Perasaan sakit di
perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang- kadang di sebut “false labor pains”.
F.      
Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Sebab yang
mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis
yang kompleks, teori yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya
persalinan antara lain: teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, hal inilah yang diduga
memberikan pengaruh sehingga partus dimulai.
A.       
Penurunan Kadar Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi
otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama
kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam
darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul HIS.
B.      Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar
oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
C.     
Peregangan Otot-Otot
Dengan majunya kehamilan, maka
tereganglah otot-otot rahim sehingga timbulah kontraksi untuk mengeluarkan
janin.
D.    
Pengaruh Janin
Hipofise dan kadar suprarenal
janin rupanya memegang peranan penting, oleh karena itu pada ancephalus
kelahiran sering lebih lama.
E.      Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam
kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang
menyebabkan kontraksi miometrium (Mochtar. 1983:223)
G.    
Tahapan Persalinan (Kala I, II, III, IV)
·        
Kala I
                        Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Persalinan kala I dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten persalinan dimulai sejak
awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap, pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga
dibawah 8 jam.
            Pada
Fase Aktif Persalinan frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu
10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), serviks membuka dari 4 ke
10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan
lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.
·        
Kala II (Proses Lahirnya Janin)
                        Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap,
tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium terlihat
menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan
darah.
                        Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada premi dan 1 jam pada multi. Pada
kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan,
karena tekanan pada rektum ibu rasa seperti mau buang air besar dengan tanda
anus membuka. Pada waktu HIS kepal janin mulai kelihatan, vulva membuka,
perinium membuka, perinium meregang. Dengan adanya HIS ibu dipimpin untuk
mengedan, maka lahir kepala diikuti oleh
seluruh badan janin.
                        Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu: eklamsi,
kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala terhenti,
kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak,
infeksi intra partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan pusat.
·          
Kala III
                        Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan
berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda-tanda lepasnya plasenta:
terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang
atau terjulur keluar melalui vagina atau vulva, adanya semburan darah secara
tiba-tiba. Kala III berlangsung tidak lebih dari 30
menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi utnuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat
timbul pada kala III adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta,
perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat.
·       
Kala IV
                        Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV: sub involusi dikarenakan
oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang di sebabkan oleh atoniauteri,
laserasi jalan lahir, sisa plasenta.
·      Lamanya Persalinan
                        Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan
multigravida, untuk primigravida kala I : 12,5 jam, kala II : 80 menit, kala II : 10 menit, kala IV 14 jam sedangkan multigravida
kala I : 7 jam 20 menit, kala II : 30 menit, kala III : 10 menit, kala IV : 8
jam.
H.    
Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Asuhan sayang ibu
dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan
keinginan ibu. Membayangkan asuhan sayang ibu/ASI adalah dengan menanyakan pada
diri kita sendiri “apakah asuhan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga
saya yang sedang hamil”. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan
mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan. Beberapa contoh penerapa
asuhan sayang ibu saat persalinan adalah:
·               
Panggil ibu sesuai
nama, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya
·               
Jelaskan asuhan
yang akan diberikan sebelum memulai asuhan
·               
Jelaskan proses
persalinan pada ibu dan keluarga
·               
Anjurkan ibu bertanya,
membicarakan rasa takut/khawatirnya dan dengarkan
·               
Anjurkan ibu
ditemani keluarga/suaminya
·               
Anjurkan suami dan
keluarga bagaimana cara memperhatikan dan mendukung ibu
·               
Lakukan praktik pencegahan
infeksi/ PI yang baik secara konsisten
·               
Ibu dipimpin
meneran dalam posisi yang diinginkan
·               
Anjurkan ibu minum
dan makan makanan ringan bila menginginkan
·               
Hargai privacy ibu
·               
Hargai dan
perbolehkan praktik tradisional yang tidak merugikan
·               
Hindari tindakan
yang tidak ada indikasinya
·               
Bayi diberikan pada
ibu untuk dipeluk segera setelah lahir
·               
Membantu memulaai
pemberian ASI dalam ½ jam pertama kelahiran
·               
Siapkan rencana
rujukan (kalau perlu)
·               
Mempersiapkan
persalinan dan kelahiran bayi (bahan, perlengkapan, dan obat) yang diperlukan
dengan baik
·               
Ibu boleh berjalan-jalan
sampai pembukaan lengkap
·               
Episiotomi pada
janin gawat
·               
Bidan mengupayakan
kenyamanan ibu selama proses persalinan
·               
Bayi ditaruh di
atas perut ibu segera setelah lahir
·               
Tidak melakukan
pengisapan lendir segera setelah bayi lahir secara rutin
·               
Segera mengeringkan
bayi setelah lahir
·               
Tidak langsung
memandikan bayi segera setelah lahir
·               
Menutup kepala bayi
segera setelah lahir dan dikeringkan
I.       
Posisi Saat Meneran
a.      Jongkok
Posisi ini dapat membantu
mempercepat kemajuan persalinan kala dua dan mengurangi rasa nyeri yang hebat.
b.      Merangkak atau miring ke
kiri
Posisi ini seringkali
merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat
persalinan. Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan
minimal pada perineum. Berbaring miring ke kiri seringkali merupakan posisi
yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat dengan mudah
diantara kontraksi. Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum.
c.       Setengah duduk
      Posisi ini seringkali
nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara       kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari posisi
ini adalah memudahkan melahirkan      kepala bayi.
J.       
Kebutuhan Ibu Selama kala II
·        
Kebersihan
Praktik terbaik pencegahan infeksi pada kala II persalinan
diantaranya adalah melakukan pembersihan vulva dan perineum menggunakan air matang (DTT). Gunakan gulungan kapas atau kassa yang
bersih, bersihkan mulai dari bagian atas kearah bawah (dari bagian anterior
vulva kearah rektum) untuk mencegah kontaminasi tinja. Letakkan kain bersih
dibawah bokong saat ibu mulai meneran. Sediakan kain bersih cadangan
didekatnya. Jika keluar tinja saat ibu meneran, jelaskan bahwa hal itu biasa
terjadi.
·        
Pemberian Hidrasi
Selama dalam proses kelahiran ibu mengalami perubahan
metabolisme, ibu banyak mengeluarkan CO2 karena ibu menangis atau bernapas
cepat, ibu juga banyak mengeluarkan tenaga untuk mengedan sehingga ibu
membutuhkan asupan minum dan makan agar ibu mempunyai tenaga dalam mengedan dan
mencegah dehidrasi.
·        
Mengosongkan
Kandung Kemih
Anjurkan ibu berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika
kandung kemih selalu terasa penuh. Jika diperlukan, bantu ibu untuk kekamar
mandi. Jika ibu dapat berjalan kekamar mandi, bantu agar ibu dapat duduk dan
berkemih diwadah penampung urin.
Alasan: kandung kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi,
selain itu juga akan menambah rasa nyeri pada perut bawah, menghambat
penatalaksanaan distosia bahu, menghalangi lahirnya plasenta dan perdarahan
pasca persalinan.
Jangan melakukan
kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum atau setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta.
Alasan: selain
menyakitkan, kateterisasi akan meningkatkan resiko infeksi dan trauma
atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
·        
Membimbing Ibu Meneran
Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiah
selama kontraksi, jangan anjurkan untuk menahan napas pada saat meneran,
anjurkan ibu ntuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi, jika
ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah
untuk  meneran jika ia menarik lutut
kearah dada dan menempelkan dagu ke dada, anjurkan ibu untuk tidak mengangkat
bokong saat meneran, jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu
kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan distosia bahu dan ruptur
uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada
fundus, dan memberikan dorongan berupa semangat ibu dalam meneran.
K.     
Tanda-tanda Bahaya Persalinan
      Tanda bahaya bagi janin
a.      Tachycardia
b.      Bradycardia
c.       Deselerasi
d.      Meconium
staining 
e.      Hiperaktif
f.       
Asidosis
            Tanda bahaya bagi ibu
a.     
Perubahan tekanan darah
b.     
Abnormalitas nadi
c.      
Abnormalitas kontraksi
d.     
Cincin retraksi patologis
e.     
Abnormalitas kontur perut bawah
f.       
Gelisah atau kesakitan
DAFTAR PUSTAKA
Yeyeh Ai Rukiyah., S.Si.T., dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II
(Persalinan). Jakarta: Trans Info Media.
Asri Dwi H, dan Clervo Christine P. 2010. Asuhan Persalinan
Normal Plus Contoh Askeb dan Patologi Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
